Mohon tunggu...
Valerius Andrian Tarigan
Valerius Andrian Tarigan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa, 21 Tahun

Hanya seorang pemikir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Pesan Kemerdekaan

14 Agustus 2020   11:24 Diperbarui: 14 Agustus 2020   11:38 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

75 tahun Indonesia merdeka, sebuah waktu yang tidak sebentar dan juga tidak lama. Dikatakan tidak sebentar karena pencapaian sebuah negara dapat bertahan hingga 75 tahun itu sudah hebat sekali, mengingat terdapat negara yang baru merdeka tetapi kondisinya memprihantinkan. Dikatakan tidak lama karena sebenarnya 75 tahun ini masih terbilang baru dibandingkan negara-negara maju di dunia yang sudah berumur ratusan tahun.

Indonesia adalah negara yang ajaib sekali. Ini ditunjukkan ketika bagaimana negara yang sangat majemuk dan beragam itu dapat memproklamirkan kemerdekaan di saat terjadi kekosongan kekuasaan pada waktu itu. Ketika Perang Dunia II baru saja usai, Sekutu menang dan Poros kalah, orang-orang Indonesia dengan gagah berani mengambil kesempatan itu untuk menyatakan kemerdekaan. 

Kata "Merdeka" seketika juga langsung tertanam dalam sanubari Rakyat Indonesia. Mereka tidak memandang perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan. Mereka seakan-akan langsung terbakar untuk memperjuangkan kemerdekaan itu. Sebuah hal yang sangat luar biasa untuk dilihat mengingat menyatukan begitu banyak keragaman merupakan sesuatu yang sangat sulit.

Di dalam 75 tahun ini, sudah banyak terjadi hal-hal yang menggembirakan, menyedihkan, mengecewakan, membanggakan, dll. Hal-hal tersebut haruslah kita ambil hikmahnya supaya dapat jadi pelajaran untuk masa yang akan datang. Keikhlasan hati dan ketajaman berpikir juga harus diasah supaya dapat menilai segala kinerja negara kita ini dengan rasional. Kita sebagai warga negara yang baik harus belajar dari pengalaman masa lalu, ambil yang baik, buang yang buruk. Setiap peristiwa harus dijadikan pelajaran.

Lalu apa yang bisa kita lakukan? Kita harus mengisi kemerdekaan itu. Anak-anak muda harus melihat ke depan tanpa mengabaikan yang di belakang. Jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran untuk masa depan. Indonesia harus bisa fokus pada pembangunan dan mengabaikan ego masing-masing. Masyarakat harus belajar supaya menjadi lebih baik setiap tahunnya. 

Tingkat kriminalitas harus bisa kita kurangi bersama-sama. Penyimpangan dalam masyarakat harus kita hilangkan mulai dari diri sendiri. Jadilah berguna mulai dari hal yang paling kecil. Kalau tidak bisa membantu, paling tidak jangan menyusahkan.

Saya percaya bahwa di dunia ini tak ada yang abadi. Masa-masa kelam yang kita alami sekarang, yaitu pandemi covid-19, tidak akan berlangsung selamanya. Permasalahan internal juga tidak akan berlangsung selamanya. Semua akan berakhir indah pada waktunya. Tetapi di dalam optimisme ini, kita harus juga realistis. 

Walaupun kita akan mengalami masa keemasan, kita juga akan mengalami masa kegelapan. Hal yang harus kita lakukan adalah belajar dari masa lalu dan belajar segiat mungkin supaya ketika masa kegelapan itu terjadi, kita tahu persis apa yang harus kita lakukan. Jangan berharap masalah tak pernah datang, berharaplah setiap masalah dapat diselesaikan.

Semoga kemerdekaan ini menjadi penyemangat dan pendorong bagi kita semua untuk menjadi lebih baik. Ulang tahun Indonesia merupakan ulang tahun kita semua warga negaranya. Artinya semakin bertambah tahunnya, maka semakin baik juga rakyatnya, semakin baik juga negaranya.

Dirgahayu Indonesiaku!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun