Mohon tunggu...
Valeriana Adam
Valeriana Adam Mohon Tunggu... Lainnya - Just an ordinary human

I have dream, I have passion and i wanna share it to others

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Edutainment, Metode Pembelajaran Menuju Industri Kreatif

29 Juli 2019   05:00 Diperbarui: 29 Juli 2019   05:02 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia pendidikan masa kini berhadapan dengan derasnya tren digitalisasi. Apalagi peserta didik adalah milenial. Mereka lebih memilih belajar dari konten media online dibanding mendengarkan ceramah atau membaca buku. Search engine  menjadi titik awal pencarian pengetahuan. Termasuk juga media sosial; mulai dari blog, YouTubeTM, Facebook dan diskusi via WhatsApp. Model media ini dinilai lebih menarik dan mudah dicerna. 

Kata kunci "Daya tarik" menjadi penentu awal minat membaca/mendengar. Seperti hiburan, kesan menyenangkan mempermudah penyerapan informasi.

Milenial bersifat kreatif, eksploratif, kritis dan terkini  Melihat fenomena demikian, pendidik dituntut mampu membaca karakteristik dan perilaku milenial. Pendidik  juga perlu terobosan dalam  merancang metode pembelajaran kreatif yang tetap mengacu pada sasaran kompetensi. Tidak cukup kreatif, metode yang diterapkan harus bersifat integratif dan kolaboratif.

Edutainment, berasal dari gabungan kata bahasa Inggris education dan entertainment. Menurut Cambridge Dictionary, Edutainment ialah proses menghibur orang bersamaan dengan memberikan pengajaran akan suatu topik tertentu, contohnya program televisi atau software. Metode ini mampu mewadahi karakter milenial yang dinamis dan lebih menyukai hiburan.  

Beradaptasi dengan digitalisasi, peran teknologi audio visual dilibatkan sebagai piranti pendukung pembelajaran edutainment. YouTubeTM memiliki 1.500 juta pengguna aktif, terbanyak kedua yang digunakan saat ini setelah Facebook. Terlihat bahwa media sosial hampir menjadi kebutuhan primer sebagian besar masyarakat.

Berdasarkan data wearesocial.com Digital in 2018, pengguna aktif media sosial di dunia 3.196 miliar, pengguna aktif mobile social 2.958 miliar. Web traffic mobile phone 52% dibandingkan gadget/device lain. Masyarakat Indonesia termasuk pengguna terbesar dari internet dan media sosial. Rerata penggunaan internet oleh orang Indonesia ialah 8 jam 51 menit. Pertumbuhan media sosial per tahun di Indonesia sangat pesat yaitu sekitar 23%, dibandingkan 13% rerata seluruh dunia.

Pesatnya perkembangan media sosial turut melibatkan peran milenial sebagai generasi produktif dan aktif. Milenial banyak yang berperan sebagai kreator konten. Berbekal kamera telepon pintar pribadi hingga kamera profesional. Terkadang dilakukan sendiri, namun lebih sering saat sambil berkumpul bersama teman-teman. Mereka mengekspresikan buah pemikiran atau pengalaman yang dianggap menarik untuk dibagikan. Eksistensi, satu lagi karakteristik penting milenial. Tampil dan menunjukkan diri menjadi kebutuhan penting bagi milenial.

Menjawab perkembangan tersebut, Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya mencoba menerapkan metode Edutainment.  Kali ini mahasiswa diberi tugas membuat media edukasi untuk masyarakat. Tingkat pemahaman mahasiswa dalam suatu mata kuliah diukur melalui kemampuan mentransfer kembali pengetahuan yang diterima.

Mahasiswa berperan sebagai edukator  pengenalan dan penggunaan bahan kosmetik secara tepat dan aman. Dipilih media video karena efek emosional video mampu memberi efek persuasif pada perubahan pola pikir dan perilaku audiens. Pesan audio visual akan lebih mudah diingat, dicerna serta menstimulasi daya pikir dan analisa. 

Dalam video edukasi,  mereka mengemas acara dalam bentuk  talk show. Model ini dipilih untuk menghadirkan suasana santai dengan konsep nongkrong. Nongkrong, budaya orang Indonesia yang merupakan kegiatan kumpul-kumpul sambil berbagi informasi dan bertukar pikiran.

Hasil karya video yang diunggah di YouTubeTM  mengangkat tema kosmetik seperti pemutih kulit, tabir surya, anti penuaan, pelembab dan produk dekoratif. Jumlah tayang yang didapat mulai 100-800an kali tayang. Jumlah likes terbanyak ialah 149 yang didapat oleh topik peeling. Komentar pun juga cukup bervariasi dengan terbanyak 50 komentar pada video tentang krim pemutih vs serum pemutih.

Tema pemutih kulit termasuk memiliki jumlah tayang tertinggi. Perempuan Indonesia umumnya menginginkan kulit putih dan cerah.  Komentar positif berdatangan pada video yang diunggah, beberapa contoh di antaranya: "informasi yang menarik", "tugasnya unik, semangat berkembang mahasiswa farmasi", "cocok banget karena di jaman sekarang banyak beredar krim pemutih maupun serum pemutih yang kita tidak tau aman atau tidaknya".

Melalui metode edutainment tersebut, mahasiswa terpacu berpikir kreatif, kolaboratif dan integratif. Tidak hanya pengetahuan yang didapat, namun juga banyak aspek yang saling terkait. Mereka memikirkan kreativitas pengemasan agar pesan edukatif dapat diterima audiens. Proses penerimaan dan pemahaman informasi oleh audiens melibatkan banyak faktor yang dimiliki suatu media, antara lain daya tarik, tingkat pemahaman serta tingkat kepercayaan.

Daya tarik dibuat melalui setting lokasi, pakaian, gestur dan cara komunikasi dari pemberi materi, serta teknik audio visual dari pengambilan dan editing gambar. Mahasiswa pun juga belajar menyusun naskah sebelum talk show dan memilih bahasa yang mudah dipahami.

Jika mengingat kembali isu disrupsi yang sedang berkembang, edutainment menjadi metode pembelajaran yang menjanjikan. Edutainment memberikan ruang yang cukup untuk  mengekspresikan dan mengelola ide milenial dengan tetap berada dalam koridor akademik.  Perkembangan lapangan kerja di dunia kreatif telah menjadi magnet bagi millenial. Pengalaman dalam edutainment membekali peserta didik lebih dini dalam memasuki dunia kerja kreatif.

Hal ini terbukti dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 65 peserta didik, 97% menyatakan pembuatan video edukasi kosmetik membantu meningkatkan pemahaman materi dan memberikan ruang untuk berkreasi dan berinovasi. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan ialah penyesuaian durasi video lebih singkat dan padat agar lebih mudah dipahami.

Referensi:

https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/edutainment

https://digitalreport.wearesocial.com/ 

https://www.youtube.com/channel/UC5C1fTJIzTZ6-4Uoc1oLmaA?view_as=subscriber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun