Bagi sebagian orang menjalani hubungan jarak jauh atau long distance relationship (LDR) mungkin dianggap menakutkan. Saya pun sempat merasakan hal yang sama. Sempat pula berharap tidak ingin menjalani hubungan semacam itu. Namun yang namanya cinta tidak seperti hujan yang bisa diprediksi kedatangannya ketika mendung sudah terlihat. Sampai akhirnya saya juga melakoni apa yang orang sebut LDR.
Sebagai orang yang pernah dan juga sedang menjalani LDR, saya banyak belajar dari sana. Bagi saya hubungan semacam ini lebih banyak mengajarkan kita untuk bersikap dewasa dan berpikir positif. Beberapa kali ber-LDR membuat saya mengambil kesimpulan bahwa dalam menjalani hubungan yang seperti ini diperlukan tiga hal yg utama, disamping komitmen tentunya.
Pertama adalah kepercayaan. Bagaimana rasanya jika setiap detik setiap menit pasangan kita selalu menelpon atau kirim pesan menanyakan apa saja yg kita lakukan? Sangat tidak nyaman bukan? Jangankan dalam LDR, dalam hubungan yang bisa dikatakan setiap hari bertemu saja hal itu pasti sangat menyebalkan. Disini pentingnya kepercayaan itu. Jika kita percaya pada pasangan kita, secara otomatis membawa kita untuk berpikir positif terhadap pasangan kita. Dan secara tidak langsung juga hal tersebut membantu kita untuk lebih sehat secara rohani.
Kedua adalah keterbukaan. Hubungan yang sehat adalah yang selalu mengkomunikasikan apa yang sedang dialami dan dirasakan. Terlebih saat ini kemajuan teknologi komunikasi sudah sedemikian canggih jadi semakin memudahkan orang untuk berkomunikasi. Dalam keterbukaan sudah pasti terkandung nilai kejujuran. Dalam keterbukaan, kita diharapkan berbicara apa adanya, dan untuk melakukannya tidak harus menunggu ditanya. Pasangan yang baik adalah pasangan yang mau mendengarkan, memberikan respon (jika itu dirasa perlu) demi meningkatkan kualitas hubungan.
Ketiga adalah tanggung jawab. Jatuh cinta memang tidak bisa diduga, tetapi menjalani sebuah hubungan itu adalah pilihan, terlebih hubungan jarak jauh. Diperlukan rasa tanggung jawab yang cukup besar ketika kita memilihnya. Seorang teman pernah berkata kepada saya, LDR itu bukan hanya tentang pertanyaan “setiakah pasangan saya?” tapi yang terpenting adalah “setiakah saya?”. Setiap hubungan pasti memiliki komitmen, di sinilah tanggung jawab berada. Bagaimana kita bertanggung jawab terhadap komitmen yang sudah kita sepakati dengan pasangan. Ketika kita melanggar komitmen tersebut sudah pasti ada resiko yang harus kita hadapi. Dan ketika itu terjadi pertanyaannya, sudah siapkah kita dengan resikonya? Lagi-lagi kita dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kita.
Bagi saya ketiga hal di atas sudah mencakup semua hal yang dibutuhkan dalam menjalani sebuah hubungan, terlebih hubungan jarak jauh. Semoga uraian tersebut bisa membantu anda, para LDR-wan dan LDR-wati, untuk lebih menguatkan hubungan anda. Dan bagi anda yang akan menjalani LDR, menjadi berani untuk mengambil keputusan itu. Karena LDR itu tidak menyeramkan kok..