Di era digital saat ini, akses terhadap informasi terbuka lebar. Mahasiswa dituntut menghasilkan karya ilmiah yang orisional, tepat sasaran dan relevan. Namun, kesenjangan dalam literasi digital kompetensi dalam mencari, mengevaluasi, serta memanfaatkan sumber informasi digital dapat menghambat kualitas penulisan ilmiah. Paul Gilster (1997) mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan memahami  dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital. Bawden (2001) menambahkan bahwa literasi digital mencakup, akses, evaluasi, penciptaan, dan komunikasi informasi yang efektif.Â
Di Indonesia, berbagai studi lokal menegaskan bahwa literasi digital berpengaruh cukup signifikan terhadap kemampuan menulis karya ilmiah mahasiswa. Sebuah penelitian di UIN Malang oleh Salsabila dan Abidin (2004) menunjukkan bahwa mahasiswa dengan literasi didgital tinggi memiliki tingkat kepercayaan diri akademik dan kecepatan akses referensi yang jauh lebih baik daripada mahasiswa dengan literasi rendah.
Perkembangan teknologi informasi yang pesat menuntut mahasiswa untuk tidak hanya terampil dalam menulis tetapi juga mahir dalam menggunakan teknologi digitalisasi. Literasi digital menjadi pra-syarat penting untuk menavigasi informasi ilmiah. Sejumlah studi lokal telah menyoroti bagaimana kemampuan literasi digital sangat menentukan keberhasilan akademik mahasiswa, baik dari segi pemahaman literatur, pengolahan data, hingga penyusunan laporan akhir skripsi.Â
Berikut mengelompokkan temua-temuan tersebut ke dalam beberapa aspek utama diantaranya:
1. Komponen Literasi Digital untuk Penulisan Ilmiah
Nurhayati et al (2004) mendeskripsikan literasi digital sebagai tiga fase penting dalam penulisan ilmiah: pra-aktivitas (pemilihan topik dan telaah literatur), aktivitas (penulisan draft, manajemen referensi), dan pasca-aktivitas (editing, publikasi). Dalam aktivitas tersebut, kemampuan menggunakan tools seperti Google Schoolar, Zetero/Mendeley, dan mesin pengecek plagiarisme menjadi krusial.
Penelitian dari Prayego (Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu, 2023) membuktikan bahwa literasi digital mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia secara signifikan memengaruhi kecepatan penyelesaian skripsi. Mahasiswa dengan literasi digital tinggi memiliki peluang menyelesaikan skripsinya dalam waktu kurang dari 6 bulan secara signifikan lebih besar.
2. Tingkat Literasi dan Efikasi Diri
Ardiastri dkk. (Universitas Negeri Yogyakarta 2024) meneliti efikasi diri literasi literasi digital mahasiswa pada mata kuliah Bahasa Indonesia, dan menemukan bahwa mahasiswa dengan efikasi diri tinggi juga memiliki kemampuan mengakses dan menggunakan teknologi digital lebih baik. Hal ini memperkuat inklusi digital dan mendukung kesuksesan akademik.
3. Dampak terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Penulisan
fatimah & Marnita (Universitas Almuslim, 2023) melalui penelitian mereka menunjukkan bahwa penerapan literasi digital melalui LMS dan modul digital dapat secara nyata meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
Sedangkan dari Universitas Musamus, penelitian oleh Thaib dkk. (2023) meneliti pengaruh literasi digital bersama penguasaan diksi terhadap keterampilan menulis mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan literasi digital memberi kontribusi 9% terhadap keterampilan menulis, sementara diksi 1,2% dan keduanya bersama sebesar 11,6%.