Mohon tunggu...
Lyfe

Catatan Peserta "Young Eagle Leadership Training" (Banyuwangi)

16 Februari 2018   14:10 Diperbarui: 16 Februari 2018   14:59 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menggali gambar diri dalam camp pertama di Jakarta Juni sampai Juli 2015, Desember 2015 Mengenali potensi di camp kedua di Magetan, Jawa Tengah, serta Kembali ke Jakarta pada pertengahan tahun 2016 belajar untuk menajamkan kemampuan dalam mengambil keputusan. Banyak pengalaman yang kami alami dan perubahan dalam diri yang terjadi dalam 1 setengah tahun berproses dan di bina oleh Young Leader Indonesia bersama 4 mentor yang salah satunya pendeta GKI Kayuputih Jakarta Timur. 

Kami harus melewati satu camp lagi untuk melengkapi rangkaian pelatihan di Camp Eagle di angkatan kedua ini yang kali ini diadakan di Surabaya dan kami harus berangkat ke sana dari tempat kami masing-masing dengan hati yang suka cita. Karna bertemu kembali setelah 6 bulan berpisah untuk melewati kegiatan kami masing-masing sekaligus berangkat dengan rasa penasaran yang sangat besar. 

Apa yang akan kita lakukan selama 4 hari di Surabaya, meskipun penasaran ini sudah akrab dengan kami semenjak mengikuti Camp Eagle karna memang kami tidak pernah tau apa yang akan kami lakukan selama camp, selalu penuh kejutan. Tulisan kali ini menyambung tulisan saya yang pertama di majalah Berkat edisi sebelumnya yang berjudul Young Eagle Leadership Training.

Tepat pukul 04.00 WIB 27 Desember 2016 saya berangkat menggunakan jasa travel untuk pergi ke Surabaya karena harus sampai di GKI Residen Sudirman sebelum pukul 08.00 karena rombongan kami yang berangkat dari Lampung dan Jakarta sudah tiba disana dini hari. Perjalan yang cukup lama untuk ke Surabaya sekitar 3-4 jam namun juga bukan perjalanan yang spesial dan tak perlu saya ceritakan secara lengkap. 

Pada pukul 08.00 saya tiba di GKI Residen Sudirman dan beberapa menit memuaskan rasa rindu pada teman-teman Eagle yang lain dengan pelukan yang cukup erat dan beberapa obrolan saling menanyakan kabar yang basa-basi namun cukup hangat diterima. Ada suasana baru di camp kali ini dengan hadirnya beberapa kakak mentor baru karena di camp sebelumnya mereka tidak bersama kami. M

ereka juga yang kali ini akan ikut menemani dan membimbing kita dalam beberapa hari, ada Kak Christian seorang lulusan STT Jakarta yang sedang berproses menjadi calon pendeta dan ditempatkan di GKI Wahid Hasyim Jakarta, ada Kak Yudhis yang juga kawan dari mentor-mentor kita yang lain. 

Dalam ruangan yang berukuran sekitar 78 meter di lantai 2 beberapa barang bawaan berupa tas  Carrier dan kantong-kantong plastik menemani rehat kami yang bosan dan lelah melewati perjalan cukup panjang, disana lah kami mulai saling bertukar cerita. Setelah beberapa waktu kami rehat dan berucap rindu kami mulai sesi pertama dalam kelas dan berkelompok dan di dalam kelas itu kami baru tahu kami akan belajar apa selama di camp kali ini dengan tema utama "Entrepreneurship" yang nanti akan banyak bicara tentang seorang pemimpin tentu harus punya kemampuan berwirausaha begitu juga dengan Hamba Tuhan yang nantinya kemampuan itu bisa berguna untuk membangun jemaat dengan cara wirausaha.

Diawali dengan ayat Alkitab yang menjadi dasar sepanjang pelatihan keempat ini (1 Titus 6:10 dan Lukas 19:15) dan disadarkan bahwa di Indonesia kesadaran berwirausaha sangat rendah dibanding dengan negara-negara tetangga. Dengan angka rata-rata dari jumlah seluruh masyarakat hingga 11%, Negara ini hanya sampai pada angka 0,24%. 

Disesi pertama kali ini kembali kami diajak untuk sadar apa yang menjadi perubahan nyata dalam hidup setelah ketiga camp yang sudah berjalan, kami dibagi beberapa kelompok untuk lebih dalam bercerita. Setelah itu dipilih satu dari setiap kelompok untuk bercerita kepada semua tentang perubahan nyata dan direkam yang mungkin akan menjadi bukti bahwa kami benar-benar berubah secara nyata, dari yang pertama ada Kia dari Lampung yang berubah menjadi orang yang sangat percaya diri setelah mengikuti Camp Eagle ini mengingat dia orang yang sangat tertutup dan tidak percaya diri ketika berbicara di depan umum. 

Kedua ada Nico dari Cirebon yang merupakan mahasiswa Teologi semester 5 di STT Cipanas bercerita juga tentang perubahan nyata dalam hidupnya terutama dalam cara pandang dan tentunya dalam proses belajar di Teologi sebagai bentuk kerinduannya untuk melayani sebagai hamba Tuhan. Dan yang terakhir saya berbicara tentang potensi yang sebelumnya saya tidak sadar dan makin hari Tuhan mengizinkan saya berproses dalam mencintai kata-kata, menuangkannya dalam tulisan dan tidak segan untuk pertama kalinya saya publikasikan dalam blog, majalah, dan buku yang dikelola oleh orang-orang gereja.

Satu perubahan yang sangat membantu dalam proses penemuan jati diri meskipun saya sendiri belum tau apakah passion saya adalah menulis. Saya rasa hanya akan menemukan passion ini ketika saya mengalami kebosanan hebat ketika belajar menulis dan kembali menulis untuk mengobati kebosanan itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun