Mohon tunggu...
Yogie Permana
Yogie Permana Mohon Tunggu... Suami dari satu orang istri dan ayah dari 3 orang anak. Mencoba untuk selalu lebih baik dari kemarin

anak bontot dari 2 bersaudara, lahir dari seorang ayah imigran dari bogor dan warga asli daerah pontianak.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Etika dalam Pergaulan di Lingkungan Kerja

25 Juli 2019   10:44 Diperbarui: 25 Juli 2019   11:44 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan individu lainnya. Namun pada suatu hubungan tidaklah mungkin segala sesuatunya berjalan tanpa adanya konflik. 

Konflik terjadi karena adanya perbedaan kepentingan, kebutuhan, serta kondisi antara masing-masing pihak yang berhubungan. Untuk menghilangkan konflik atau setidaknya memperkecil gesekan yang ada diperlukan adanya suatu mekanisme/aturan dasar yang mengatur dalam hubungan tersebut.

Mekanisme/aturan dasar dalam hubungan manusia antar sesama individu tersebut di kenal dengan nama Etika. Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk. Etika juga tentu saja di perlukan dalam hubungan di lingkungan Kantor.

Lingkungan kerja khususnya pekerjaan formal kantoran pastinya mempunyai aturan tertulis bagi pegawai yang melakukan pekerjaan di tempat tersebut. Selain adanya aturan tertulis terdapat juga norma atau aturan tidak tertulis bagi pekerja. 

Biasanya bagi mereka yang baru masuk kerja a.k.a The Greenhorn, akan dikenalkan dengan atau diberi wejangan formal oleh atasan langsung akan aturan tak tertulis dan kemudian akan mendapat pendidikan khusus dari senior-senior nya (perpeloncoan) akan kebiasaan yang ada.

Kebiasaan bisa jadi bukanlah suatu norma yang berlaku umum, namun hanya ada di lingkungan tertentu. Contohnya pada saat sedang berbicara dengan teman intonasi cara berbicara tentunya berbeda bila berbicara dengan atasan. Akan tetapi ada di daerah-daerah tertentu yang intonasi berbicara mungkin akan dianggap tidak sopan bila dibandingkan dengan daerah lainnya.

Lainnya mengenai perilaku saat sedang bercanda atau bersenda gurau baik dengan rekan sebaya maupun dengan mereka yang lebih senior. 

Ada batasan dan rambu-rambu yang harus diperhatikan walaupun antara dengan rekan sebaya maupun dengan mereka yang lebih senior sudah terjalin hubungan yang dekat, dalam hal tertentu seperti kepercayaan/agama, etnis, ataupun hal-hal yang menyangkut pribadi bukanlah suatu materi yang bisa dijadikan bahan candaan.

Satu hal yang Penulis sadari selama menjadi seorang karyawan, lingkungan pergaulan kantoran merupakan tempat untuk dimana benturan kepentingan-kepentingan saling bertemu. Tidaklah mungkin yang berjaya hanya 1 individu atau 1 kepentingan saja. 

Yang ada untuk suatu pergaulan bisa berhasil dan pelaksanaan kerja bisa berjalan dengan baik diperlukan adanya suatu kompromi. Kompromi bahwa apa yang AKU inginkan tidak bisa sepenuhnya terpenuhi, ada keharusan untuk mengalah sehingga kepentingan PIHAK SANA juga bisa terealisasi.

Apakah kompromi kepentingan juga berarti kompromi PRINSIP. Penulis pribadi merasa prinsip tetaplah menjadi acuan. Prinsip juga merupakan ETIKA. Tanpa berlandaskan prinsip, manusia akan kehilangan jati dirinya. Karena dengan berprinsip, manusia berevolusi menjadi mahluk yang seutuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun