Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Kota Seoul dalam "More than Friends" (2020)

1 Januari 2021   22:19 Diperbarui: 4 Januari 2021   15:10 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"More than Friends" - Sumber: IMDB

Cerita Seoul dalam "More than Friends" mengangkat kisah nyata lokasi-lokasi di Seoul. Misalnya, Hongdae diangkat karena adanya penggusuran area musik lokal menjadi pemukiman mewah. Diangkat oleh Woo Yeon dalam kutipannya "We may be displaced but we still live on," yang artinya kami tergantikan tapi kami tetap hidup. Tergantikan tak ubahnya berarti dimatikan, paradoksnya adalah tetap hidup. Lokalitas tetap ada.

Lokasi perkampungan lain yang dibicarakan adalah rel kereta api yang sudah tidak terpakai, terwakili gambar di atas, dan area permainan atau playgrounds yang ditinggalkan. 

Dua lokasi lain menunjukkan perubahan kota dari cetak menjadi digital. Ada dua area yang masih ada gedung perusahaan percetakan, walaupun mulai ditinggalkan pelanggannya. Tapi dua perkampungan ini menjadi populer kembali karena adanya cafe dan restoran dengan tema retro yang digemari kaum muda. 

Artinya para kaum muda ingin kembali ke jaman kuno. Sesuatu yang unik. Menjadi kutipan "masa lalu dan masa sekarang saling hidup berdampingan". Paradoks lagi, masa lalu dan masa sekarang.

Satu lokasi cukup terkenal adalah Bukchon, perkampungan kuno yang dijaga kelestariannya. Kutipan yang dibuat Woo Yeon adalah "a feeling you want to protect." 

Walaupun Seoul sudah sangat maju dan menjadi kota metropolitan, Bukchon tetap dilestarikan karena mereka cinta budaya tradisional turun temurun yang diwujudkan dalam bentuk rumah dan perkampungan tradisional.

Selain kota menjadi analisis yang menarik, kota juga bisa menjadi simbol dalam drama ini. Simbol hubungan mereka.

Bagaimana dengan kota-kota di Indonesia? Akan sangat menarik untuk diangkat dalam media hiburan yang penuh makna.

Referensi:
Costanzo, William V. (2014). World cinema through global genres. West Sussex: Wiley Global Research
Williams, Raymond. (1973). The country and the City. London: Chatto and Windus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun