Dalam konteks kebijakan politik luar negeri di era globalisasi yang semakin maju ini, media massa sangat berperan penting dalam membentuk opini publik dimana media dapat dikatakan sebagai komponen penting dimana “para pengambil kebijakan luar negeri memperhatikan perkembangan kebijakan mereka”.[1] Seperti yang akan kita bahas pada kasus perang dagang antara AS dan China yang terjadi pada kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. Dalam artikel ini akan membahas mengenai peran media massa yang dapat mempengaruhi kebijakan politik luar negeri pada masa Kepresidenan Donald Trump.
Dalam hal menyampaikan informasi dan mempengaruhi persepsi publik terkait pada suatu isu maupun kebijakan merupakan kekuatan besar yang dimiliki oleh media massa. Dimana media massa dapat berperan sebagai pengawas dengan kritis ataupun mendukung suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah terhadap hal kebijakan politik luar negeri. Dalam kasus perang dagang antara Amerika dan China, media massa sangat memainkan peran yang signifikan, dimana media massa mampu membentuk pandangan publik terhadap kebijakan Trump.
Dengan cara pelaporan secara intensif mengenai perang dagang ini yang dilakukan oleh media massa baik itu elektronik maupun cetak, dimana mereka memberikan liputan yang mendalam terkait kebijakan Trump, argumentasi yang dibawakan, dan dampak terhadap hubungan antara AS-China serta pada ekonomi global. Media massa mampu mendorong dukungan ataupun penentangan terhadap kebijakan politik luar negeri, dan mempengaruhi opini publik melalui pemberitaan yang luas.
Media massa memberikan representasi terhadap kebijakan politik luar negeri Trump
Perlu kita ketahui bahwa media massa ini tidak bersifat netral, dan seringkali cenderung memberikan sudut pandang yang tertentu. Dalam kasus yang dibahas, ada beberapa media massa AS mendukung kebijakan Trump dengan menekankan tayangannya terhadap pentingnya melindungi kepentingan ekonomi nasional, mengamankan lapangan kerja di dalam negeri, dan melawan terhadap politik perdagangan yang tidak adil dari China.
Sedangkan disisi lain, ada beberapa media massa yang mengkritik kebijakan Trump, dimana media massa tersebut menyoroti dampak-dampak negatif akibat perang dagang yang terjadi terhadap ketidakpastian ekonomi, pasar global, dan resiko eskalasi konflik. Selain itu media massa cenderung menayangkan kerugian yang telah ditimbulkan oleh kebijakan proteksionis Trump dan menghimbaukan untuk mencari solusi diplomatis yang akan menguntungkan kedua belah pihak.
Peran media massa sangat mampu mempengaruhi keputusan publik dengan cara pembentukan opini publik. Dalam kasus perang dagang ini, media massa sangat berperan dalam menggerakan para masyarakat untuk mendukung maupun menentang kebijakan yang telah dibuat Trump. Dimana dukungan dan penentangan yang dilakukan oleh publik sangat dapat mempengaruhi sikap dan tindakan pemerintah dalam menjalankan sebuah kebijakan politik luar negeri.
Selain itu, liputan yang dibawakan oleh media massa sangat mampu mempengaruhi persepsi negara-negara lain terhadap kebijakan politik luar negeri Amerika. Dimana berita yang telah dipublikasi oleh media massa dapat menggiring citra dan reputasi suatu negara di mata dunia internasional. Dalam konteks perang dagang yang dialami oleh AS dan China, media massa sangat dapat memainkan perannya dalam memperkuat maupun merusak citra Amerika Serikat di mata negara-negara lainnya.
Kesimpulan
Pada artikel ini membahas peran media massa terhadap kebijakan politik luar negeri AS pada konteks perang dagang antara AS-China. Media massa sangat mampu mempengaruhi opini publik dan mampu mempengaruhi tindakan pemerintah. Dalam perannya, media massa ini dapat memberikan sudut pandang yang beragam terkait kebijakan politik luar negeri Trump. Dimana beberapa media mendukung atas kebijakan tersebut dengan menekankan kepada kepentingan ekonomi nasional serta melawan praktik perdagangan yang tidak adil. Namun, disisi lain sebagian media mengkritik kebijakan Trump serta menayangkan dampak negatif terhadap ketidakpastian ekonomi dan pasar global.
