Mohon tunggu...
utomo
utomo Mohon Tunggu... Freelancer - Hobi membaca dan Sedikit Menulis

Tak Ada Yang Istimewa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kembali ke Bumi (2)

17 September 2019   18:04 Diperbarui: 18 September 2019   11:18 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Obat ini terdiri dari tiga jenis. Pertama adalah obat untuk mendetokfikasi racun itu. Minum sehari sekali selama seminggu. Yang kedua adalah obat untuk memulihkan kekuatan fisik tubuh. Minum juga sehari sekali selama seminggu. Dan yang terakhir adalah salep untuk memulihkan kulit dan daging bekas luka racun itu.

Setelah Tuan Han selesai menuliskan resep, petugas itu hendak membawa keluar pasien menuju ke Paviliun Obat Emas. Tetapi sebelum petugas itu pergi, tiba-tiba terdengar suara untuk menghentikannya.

"Tunggu. Paman Han, diagnosis itu tidak benar.  Obat itu justru akan membunuhnya".

Ryan yang sedari tadi menunggu, mendengarkan Tuan Han berbicara mengenai racun yang di idap oleh laki-laki kekar itu. Tiba-tiba saja tanpa daya, tanpa dia kehendaki, dari mulutnya keluar kata-kata.

Petugas yang hendak membawa pasien, berdiri mematung. Petugas itu tidak mengenal Ryan, tetapi dari nada bicara Ryan kepada Tuan Han, petugas itu berpikir mungkin anak remaja itu memiliki hubungan yang dekat dengan Tuan Han. Karena itu dia tidak berani menanggung resiko, petugas itu lalu menoleh ke Tuan Han untuk menunggu instruksi lebih lanjut.

Tuan Han yang mendengar perkataan Ryan juga mengernyitkan dahi. Dia merasa bahwa Ryan tidak sopan menyela pengobatan dia dengan pasiennya. Tetapi sebagai seorang master pil obat yang berpengalaman, dia mengetahui bahwa dunia ini sangat luas dengan orang-orang pandai. Tidak terkecuali anak kecil seperti Ryan. Terlebih lagi saat ini dia lagi berhati-hati terhadap Ryan karena tidak mengetahui dari mana dia berasal dan apa latar belakangnya.

Dengan senyum kecut, Tuan Han bertanya pelan kepada Ryan. "Jadi, menurutmu yang benar, dia terkena racun apa ?".

Kini semua mata memandang Ryan, menunggu jawabannya. Laki-laki kekar berotot juga tidak tahu bahwa situasi menjadi seperti ini. Dia menjadi cemas antara menatap Tuan Han dan anak kecil itu. Hatinya sedikit menangis. Ini menyangkut nyawa saya, jadi mohon jangan mempermainkan saya sebagai kelinci percobaan.

Setelah suasana hening beberpa saat, laki-laki kekar berotot itu menjadi kesal. "Dengar nak, kelima rekanku kehilangan nyawanya karena taringnya. Aku sendiri hampir tidak bisa kembali hidup-hidup. Jangan bilang bahwa aku salah mengidentifikasinya".

Ryan yang menyadari situasinya menjadi gelagapan. Dia ingin menutup mulutnya dengan tangannya, tetapi dia tiba-tiba sadar. Bila dia tidak bisa menjawab pertanyaan ini dengan benar, apa yang akan terjadi padanya?. Bukankah dia akan di kuliti hidup-hidup oleh Tuan Han ?.

"Apa yang anda lihat bukanlah apa yang seperti anda bayangkan. Racun yang mengalir di darahmu adalah bukan dari ular awan tujuh warna. Tetapi sebaliknya itu dari ular mahkota  tujuh warna".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun