Pada saat yang bersamaan, dengan di antar oleh gadis pelayan, Ryan juga tiba di ruang utama. Karena seorang pasien kritis telah datang di antar oleh petugasnya, maka untuk sementara Tuan Han mengabaikan kedatangan Ryan.
Dia lebih berkonsentrasi untuk memeriksa pasiennya. Dengan memegang nadinya, Tuan Han menembakan energi spritualnya untuk menyelusuri penyakit yang di derita  laki-laki itu.. Dia mengernyit dahinya sedikit, lalu berkata kepadanya.
"Anda memiliki keberanian untuk memasuki Hutan Larangan Tanpa Batas. Entah keberuntungan apa, kamu masih bisa bertahan hidup . Anda terkena racun  Ular Awan Tujuh Warna. "
Laki-laki itu tersenyum pahit mendengar kata-kata Tuan Han. Walau begitu, wajahnya di liputi kekaguman mendengar diagnosis yang tepat dari Tuan Han. Ia berkata dengan nada yang pelan.
"Tuan Han memang seorang yang ahli, bisa mengetahui penyakit saya tanpa saya jelaskan terlebih dahulu. Hutan Larangan Tanpa Batas itu, terpaksa saya masuki. Karena saya tidak punya pilihan lain, selain bekerja sebagai pemburu hewan mistis tingkat 1. Itu adalah pekerjaan saya untuk menyambung hidup keluarga. Siapa yang bisa mengira bila kami bertemu dengan hewan mistis tingkat 2 ?."
Sambil menghela nafas berat, laki-laki kekar itu melanjutkan kata-katanya. Â
"Tetapi kelima teman saya tidak beruntung, Â mereka meninggal di tempat. Â Saya beruntung bisa lari menyelamatkan diri ".
Ular Awan Tujuh Warna adalah binatang mistis tingkat kedua, kekuatannya sangat mengerikan. Laki-laki yang tampak berotot itu hanya berada pada Ranah Hitam 6, kemungkinan rekan-rekannya juga berada pada ranah yang sama. Jadi bagaimana mereka bisa menjadi cocok melawannya ?.
Tuan Han mengangguk. Â "Racun itu memang sangat sulit untuk di tangani. Tetapi Paviliun Obat Emas ini memiliki solusinya. Anda harus tahu, ini adalah racun tingkat tinggi, jadi harganya tidak rendah".
Laki-laki kekar berotot itu mengangguk. "Jangan kuatir Tuan Han. Saya memiliki uang hasil jerih payah selama bertahun-tahun. Semua biaya akan di bayar lunas".
Setelah mendengar ini, Â Tuan Han menuliskan resep kepada petugas yang membawanya. Sambil menuliskan resep, dia berkata kepada pasiennya.