SD Mentari Ilmu Islamic School Tangerang menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis tema atau lebih kita kenal sebagai tematik. Pada pendekatan tematik tersebut anak-anak belajar materi sesuai dengan tema yang dipelajari, dari satu tema terdiri dari beberapa mata pelajaran dan kegiatan pembelajarannya pun beragam tidak hanya di ruangan kelas saja. Semua aktivitas anak dioptimalkan untuk perkembangan kognitif, psikomotor maupun afektif. Salah satunya yaitu melalui pembelajaran berbasis projek. Pembelajaran berbasis projek ini rutin dilakukan minimal dua kali dalam satu semesternya.
Dalam pelaksanaannya, SD Mentari Ilmu Islamic School Tangerang menyusun pembelajaran berbasis projek secara terencana dan kolaboratif. Sekolah menerapkan sistem mencicil dimana perencaan pembelajaran projek disusun pada tahun pelajaran berjalan yang akan digunakan pada semester 2 atau untuk tahun pelajaran berikutnya. Di mana setiap awal semester, seluruh guru bersama kepala sekolah melakukan pertemuan untuk menentukan tema besar projek yang relevan dengan kebutuhan peserta didik, lingkungan sekolah dan murid itu tinggal, nilai-nilai Islam dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Dari tema besar tersebut, setiap guru berkontribusi memberikan ide dan masukan sesuai bidang keahliannya untuk merancang modul projek mandiri yang terintegrasi dengan capaian pembelajaran di kelas masing-masing.
Waktu yang digunakan dalam merancang modul projek mandiri yaitu meluangkan waktu akhir pekan guru-guru setiap satu bulan sekali di pekan ke-2. Penyusunan modul projek dilakukan secara gotong royong dan menjadi ruang refleksi bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang kontekstual dan bermakna. Melalui kolaborasi tersebut, hasil kerja menjadi lebih optimal karena setiap guru dapat menyalurkan ide dan kreativitasnya. Selain itu, rasa kepemilikan dan kebanggaan terhadap modul projek yang disusun sendiri turut menumbuhkan semangat dan motivasi dalam bekerja.
Kepala sekolah juga berperan aktif dalam merancang modul projek tersebut, tidak hanya sebagai pengarah, tetapi juga sebagai kolaborator yang terlibat langsung dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan projek. Hal ini mencerminkan budaya kerja kolektif dan semangat team teaching yang kuat di lingkungan sekolah. Selama pelaksanaan projek, pembelajaran tidak terbatas di ruang kelas saja, melainkan juga melibatkan aktivitas eksplorasi di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat sekitar. Anak-anak diajak untuk mengamati, meneliti, berkreasi, dan berinovasi sesuai dengan tema yang diangkat.
Sekolah memasukan kegiatan-kegiatan kokurikulernya ke dalam projek tadi sehingga hasil projeknya ada yang berupa puncak kegiatan seperti Market Day, Field Trip, MABIT (Malam Bina Iman dan Takwa), dsb. Ada juga yang hasil projeknya berupa produk, jika yang berbentuk produk maka ini akan di pamerkan dan juga dipresentasikan ke orang tua dalam kegiatan Semarak Akhir Tahun (SAT) yang waktunya berbarengan dengan pembagian rapor.
Pendekatan pembelajaran berbasis projek di SD Mentari Ilmu Islamic School Tangerang memberikan dampak positif yang nyata. Bagi guru, kegiatan ini menumbuhkan budaya kolaborasi, refleksi, dan inovasi dalam merancang pembelajaran. Mereka merasa menjadi bagian penting dalam proses pengembangan sekolah.
Sementara bagi peserta didik, projek menjadi ruang belajar yang menumbuhkan rasa ingin tahu, tanggung jawab, kerja sama, dan kemampuan berpikir kritis. Melalui pengalaman belajar yang autentik dan menyenangkan, mereka tidak hanya menguasai pengetahuan akademik, tetapi juga membangun karakter, kreativitas, dan spiritualitas yang selaras dengan nilai-nilai Islam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI