Mohon tunggu...
Lufthy Heriancy Agung Kurniawati
Lufthy Heriancy Agung Kurniawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

pembaca segala

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gunung Papandayan, Mengajak Keluarga Lebih Cinta Alam

20 Agustus 2011   12:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:36 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_125890" align="aligncenter" width="560" caption="Hutan mati dan jalan setapak bekas aliran lahar"][/caption] Gunung yang terletak di wilayah kabupaten Garut Jawa Barat ini, termasuk salah satu gunung api yang masih aktif. Gunung dengan ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut ini memiliki struktur alam yang beragam. Kawah belerang aktif, padang edelweis dan hutan mati menjadi daya tarik bagi para pendaki dan wisatawan. Gunung Papandayan relatif mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun umum. Ada 3 jalur pendakian yaitu melalui Cisurupan, Pangalengan dan Cileleuy. Melalui jalur Cisurupan fasilitas jalan beraspal meskipun tidak mulus mencapai kaki gunung dan tersedia area parkir. Di area parkir inipun tersedia warung makan, kamar mandi dan wc umum yang kondisinya terawat baik dan bersih. Fasilitas lain yang cukup memudahkan adalah tersedianya paket camping. Sudah termasuk makan selama pendakian, tenda dan sleeping bag untuk bermalam, tenaga porter, tukang masak dan guide. [caption id="attachment_125894" align="alignleft" width="389" caption="padang edelweis"][/caption] Beberapa waktu lalu kami bersama keluarga mengadakan pendakian melalui jalur Cisurupan - Garut. Jalur ini sangat disarankan karena merupakan yang termudah dan menyenangkan. Meskipun di beberapa bagian kita akan melewati jalur yang cukup curam dan rawan longsor tapi tidak sulit untuk dilalui. Selama 2 jam pendakian kami melalui area bebatuan yang mengeluarkan uap panas dengan bau belerang cukup menusuk. Hutan mati sisa erupsi dengan pepohonan yang mengarang memberi kesan tersendiri. Jalan setapak bekas aliran lahar membuat kami kagum akan kekuatan alam. Karna kami memulai pendakian agak siang, kabut tebal menghalangi pandangan dan gerimis menemani. Sesekali terdengar letusan kawah di kejauhan menambah kesan mendalam. Pendakian kali ini memang tidak bertujuan mencapai puncak karena kami mengajak pendaki-pendaki pemula. Pemula dalam arti sebenarnya karena umur mereka berkisar antara 7 bulan dan 12 tahun. Tiba di area camping, tenda-tenda sudah didirikan termasuk tenda dapur yang sedang menyiapkan makanan dan minuman hangat. [caption id="attachment_125895" align="alignright" width="389" caption="Mengenal, menghargai dan mencintai alam"][/caption] Tidak dirancang acara khusus untuk mengisi hari. Tujuannya memang mengajak mereka, para pemula, untuk mengenal, menghargai dan mencintai alam. Kami ajak para pemula untuk mengenal mata air dan sungai. Kami kenalkan mereka pada hutan dan padang edelweis. Tidak melukai dan merusak pepohonan. Kami tugaskan mereka untuk menjaga kebersihan. Yang pada ahirnya kami berharap mereka akan menghargai dan lebih mencintai alam. Untuk mengadakan pendakian ke Gunung Papandayan tidak lah sulit. Mengingat gunung ini adalah gunung api aktif, amat disarankan untuk memperhatikan situasi terbaru. Status aman adalah yang terbaik meskipun harus tetap waspada. Mengenal, menghargai dan mencintai alam tidak dengan jalan membahayakan nyawa bukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun