Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Blogger, kompasianer,

Budaya, sejarah, masyarakat, makanan adalah ragam cerita untuk dituangkan pada kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jalan-jalan (lagi) Ke Museum Mandiri

19 Mei 2025   08:12 Diperbarui: 19 Mei 2025   11:21 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jendela kaca patri yang ikonik di Museum Mandiri (foto: laila).

Lepas tengah hari, saya menginjakkan kaki kembali di gedung besar berwarna putih. Bangunan besar yang dikenal sebagai Museum Mandiri itu telah (sudah) empat kali saya datangi. Tentu saja waktunya berbeda-beda. Dan, sampai saat ini saya masih kagum akan keberadaannya.

Mungkin teman-teman heran, kok saya berulang kali main ke Museum Mandiri. Sini-sini saya kasih tahu. Pertama, museum ini letaknya strategis, tepat di depan Stasiun Kota atau di jalan Lapangan Stasiun No. 1, Jakarta Barat. Kedua, tiketnya sangat-sangat terjangkau. Untuk dewasa cukup membayar Rp5.000,00. Ketiga, ada kaca patri yang keren banget. Keempat, saya suka jalan-jalan.

Meski suka main ke sini, saya selalu mendapati hal baru, terutama dengan penataan koleksinya. Untuk bangunannya masih tetap sama. Sebuah bangunan besar dan kokoh, bertembok tebal khas bangunan peninggalan masa kolonial. Sebenarnya melihat strukturnya saja sudah asyik, tapi jelas lebih keren melihat koleksinya.

Seperti apa sih bagian dalam Museum Mandiri? Ayo kita masuk. Tapi, jangan lupa beli tiket dulu.

Setelah beli tiket, saatnya menjelajahi ruangan utama yang besar dan luas. Ruangan ini adem meski tanpa AC. Angin bebas keluar masuk melalui kisi-kisi jendela. Sambil jalan, tolong hidupkan ruang imajinasi ya untuk membayangkan kegiatan perbankan di masa lalu.

Dulu, para teller yang berasal warga Tionghoa akan melayani nasabah secara langsung. Mereka akan duduk bersama di meja besar. Nanti uang yang disetor akan ditulis di buku besar. Uangnya disimpan di ruang brankas.

Agar transaksi berlangsung dengan aman, ruangan diberi jeruji besi. Jerujinya masih ada sampai sekarang. Warnanya hitam dan cukup tebal.

Dari masa lalu, waktunya untuk menuju masa depan. Perbankan di Indonesia pun berkembang. Beberapa bank melakukan merger dan menjadi Bank Mandiri. Meski begitu jejak perjalanannya masih bisa dilihat dari penjelasan dan koleksi mesin ATM dan media penyimpanan data yang serupa lemari. Perjalanan ini tersaji di ruangan yang ada di belakang area pelayanan nasabah.

Penjelajahan di lantai satu sudah selesai, tapi perjalanan belum usai. Masih ada lantai dasar dan lantai atas. Baiknya melihat lantai dasar dulu ya.

Untuk mencapai lantai dasar, pengunjung harus menuruni tangga dan tampaklah beragam bentuk brankas. Lemari besi beraneka ukuran itu berasal dari beberapa masa. Ada brankas dari masa pemerintahan Belanda hingga jaman kemerdekaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun