Apa yang didapat dari perjalanan sehari semalam di Kota Surakarta? Banyak, begitu jawab saya cepat. Dalam waktu yang terbilang singkat itu saya bisa mampir di beberapa tempat dan menikmati aneka makanan. Tapi ada satu makanan yang sangat menarik perhatian. Ukuran panganan ini berbeda dengan makanan biasa, bahkan bukan jenis kudapan sekali hap.
Panganan yang termasuk ragam kue kering ini ukurannya besar. Jika diukur sekitar 15x15 cm persegi. Ketebalannya kurang lebih 0.5 cm. Warna kuenya seperti kuning pucat. Nama kue ini kue ubin. Saya mendapati kue istimewa ini saat berada di sebuah toko oleh-oleh Mesran.Â
Kue ini dikemas dengan sederhana. Dibungkus dengan dua lapis plastik bening. Kemudian ada kertas cokelat dengan tulisan kue ubin, keterangan bahan pembuatnya. Sederhana, namun sesuai dengan makannya dan mengundang rasa ingin tahu. Buktinya saya tertarik dan ingin tahu seperti apa rasa kue ubin itu.
Akhirnya, kue ubin ikut serta kembali ke Jakarta. Bentuknya cukup solid sehingga tidak mudah patah atau hancur meski tersimpan di dalam koper.Â
Melihat keadaannya yang utuh, saya mengira tekstur kue yang terbuat dari telur, kacang, gula, dan susu ini tentu cukup keras. Dugaan itu keliru. Kue dengan mudah dipatahkan atau bahasa saya dipotek.
Cuilan itu langsung masuk ke mulut. Tanpa susah payah, saya bisa mengigit dan mengunyah kue. Rasa kacangnya sangat dominan karena memang terbuat dari kacang. Namun, menurut saya seperti tidak ada tepungnya. Enak sekali.
Rasa manisnya pun seperti manis jambu dengan sensasi rasa asin yang bikin gurih. Akhirnya saya jadi tidak bisa berhenti menikmati kue ubin. Apalagi kue ini saya nikmati bersama segelas teh pahit hangat. Bagaimana jika disandingkan dengan kopi? saya khawatir seluruh kue akan tandas tak tersisa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI