Mohon tunggu...
Utami Akun
Utami Akun Mohon Tunggu... Wiraswasta

HOBY menulis merangkai kata yg bermakna

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang Dunia Baru: Iran, Israel, dan Jalur Sutera Baru

27 Juni 2025   15:47 Diperbarui: 27 Juni 2025   15:47 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


"Di dunia hari ini, perang tidak selalu terlihat dari dentuman senjata. Kadang, ia hadir dalam bentuk perjanjian dagang, pembangunan rel lintas benua, atau pernyataan provokatif antar negara."
Dalam beberapa bulan terakhir, dunia menyaksikan dinamika baru dalam hubungan internasional yang memanas. Dari konflik di Gaza, ancaman serangan terhadap Iran, hingga ketegangan di Laut China Selatan -- semua tampak seperti potret konflik yang terpisah. Padahal, jika kita tarik garisnya, ini semua saling berkaitan.
Ya, perang sesungguhnya saat ini adalah antara Amerika Serikat dan Tiongkok, dua raksasa dunia yang memperebutkan hegemoni global. Dan Timur Tengah menjadi salah satu arena utama pertempurannya.

Provokasi Israel, Target Iran

Baru-baru ini Israel secara terbuka mengklaim bahwa mereka telah melakukan serangan terhadap wilayah Iran. Ini peristiwa penting karena sepanjang sejarah konflik Israel dengan negara-negara Arab (1948, 1967, 1973), Iran tidak pernah terlibat langsung dalam koalisi melawan Israel.
Kini, Iran justru menjadi musuh utama. Alasannya bukan hanya karena ideologi, tetapi karena posisi strategis Iran dalam geopolitik baru bersama Tiongkok dan Rusia. Dan posisi ini membuatnya menjadi ancaman langsung bagi kepentingan Barat.

Jalur Sutera Baru dan Ancaman terhadap Barat

Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir menggagas proyek ambisius Belt and Road Initiative (BRI). Iran adalah simpul penting dalam proyek ini. Dengan kerja sama strategis selama 25 tahun, Iran mendapatkan investasi besar dalam bidang energi, pertahanan, dan teknologi.
Jika proyek ini berhasil, dominasi ekonomi dan militer Amerika Serikat di kawasan bisa terkikis. Barat tentu tidak akan diam melihat Iran tumbuh menjadi sekutu Tiongkok yang kuat.

Rusia Menang Sambil Duduk

Sementara perhatian dunia tertuju pada konflik di Gaza dan Iran, Rusia mendapat keuntungan strategis secara tidak langsung. NATO dan USA harus membagi fokus antara Ukraina dan Timur Tengah. Ini membuat tekanan terhadap Moskow berkurang.
Dengan kata lain, semakin panas Timur Tengah, semakin longgar cengkeraman Barat atas Eropa Timur.

Agama, Politik, dan Simbol

Isu agama sering kali menjadi pembungkus konflik. Namun dalam kasus Israel-Iran, politik global dan ekonomi jauh lebih dominan. Simbol agama digunakan untuk menarik simpati dan membenarkan langkah geopolitik.
Kelompok elite Yahudi politik di Israel dan jaringan globalnya memahami pentingnya simbolisme, dan menggunakan itu untuk melegitimasi manuver mereka di panggung dunia.

Saatnya Melek Geopolitik

Kita tidak bisa terus melihat dunia dalam kacamata konflik klasik: Arab vs Yahudi, Islam vs Zionis, atau Timur vs Barat. Realitas hari ini jauh lebih kompleks.
Di balik setiap serangan militer ada agenda ekonomi. Di balik setiap pernyataan politik, ada kekuatan dagang dan kepentingan energi. Dan di balik setiap narasi media, bisa jadi tersembunyi propaganda kekuatan besar dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun