Mohon tunggu...
Usniaty
Usniaty Mohon Tunggu... Jurnalis - Publisher

â–¡ Spesifikasi Komunikasi Massa, Publisher, Trampil menulis melalui berbagai flatform media, penulis, esai, sastra, artikel, dan penulis buku Ontologi Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memory September Berdarah

18 Oktober 2019   04:03 Diperbarui: 18 Oktober 2019   04:15 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana bulan September 2019, sangat mencekam di mana Aku terbawa perasaan begitu mencekam, dan melihat sebuah fenomena mengerikan, dapat dikategorikan sebagai tragedi kemanusiaan.

Shock melihat mahasiswa berseteru dengan aparat keamanan, baik itu  dari TNI, Polri, maupun Satpol PP.

Pada berbagai tempat lainnya di berbagai daerah di seluruh Indonesia juga terjadi situasi yang sama semuanya memprotes undang-undang. Bagaimana kah undang-undang itu sehingga menyulut terjadinya emosi sebagian masyarakat yang membaca undang-undang tersebut, ataupun yang hanya sekedar ikut-ikutan.

Berbagai fasilitas umum, baik itu dirusakkan, maupun dengan cara dibakar. Miris itulah yang terjadi, kenapa bisa terjadi, terperangah dan hanya terperangah, Si Kupik bertanya kejadian itu mestikah memang harus seperti itu.

Seribu tanya di dalam jiwa, apakah situasi harus mempertemukan anak dan bapak, paman dan keponakan, kakak dengan adik di medan pertempuran kepentingan masyarakat alasannya, seperti itu kejadiannya sampai berdarah-darah demi untuk memperjuangkan yang bernama "kenenaran" maka sebagai seorang anak ibu pertiwi, melihat keluarga seperti itu akan sangat hancur hati melihatnya. 

Apalagi di Papua ... seluruh hati nuranibyang masih memiliki cahaya keimanan akan sangat menyayangkan ..mestinya kita sesama anak negeri tidak saling menyakiti...

Jangan menyabut nama-nama binatang pada manusia...baik itu singa, anjing, monyet, kodok dan sebagainya, kerena manusia bukan binatang.

Kalau ada yang menyebut kita manusia dengan sebutan singa, anjing, monyet, atau kodok, maka yang menyebut itulah personnya yang harus di 'beri pelajaran' jangan bembabi buta balas membalas.. karena satu alasan kita masih bernama 'manusia' juga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun