Jika jadi dicalonkan sebagai calon presiden periode mendatang (2024-2029), minimal Prabowo Subianto telah memecahkan rekor sebagai sosok yang sering maju dalam pilpres.
Apakah untuk periode mendatang Prabowo Subianto bisa menang sebagai calon presiden, memang masih terlalu dini untuk bisa meramalkan.
Satu hal yang jelas mayoritas para wajib pilih adalah masa yang" mengambang" dimana dalam menentukan pilihannya bisa jadi berubah seketika ketika sudah masuk bilik suara.
Hal tersebut tidak lepas dari" ISU " yang berkembang di menit menit terakhir jelang proses pemungutan suara.
Bagaimana isu yang beredar dalam" sekejap" mampu merubah perolehan suara bisa dilihat dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta yang lalu antara Ahok melawan Anies Baswedan.
Ancaman menghadapi" penggusuran" jika Ahok terpilih sebagai Gubernur Jakarta dalam sekejap mampu merubah dukungan.
Masyarakat yang sebelumnya tidak" peduli" tiba tiba berbondong bondong memberikan dukungannya kepada Anies Baswedan agar Ahok tidak terpilih sehingga tidak terjadi" penggusuran".
Demikian juga dalam pilpres mendatang isu isu yang sangat sensitif bisa jadi berseliweran dimenit menit terakhir jelang proses pemungutan suara dan hal tersebut bisa jadi sangat mempengaruhi para wajib pilih.
Satu hal yang jelas, lepas dari soal isu sensitif yang berkembang,kemenangan Prabowo Subianto sangat ditentukan oleh sikap Prabowo Subianto itu sendiri dalam" meyakinkan" para OLIGARKI agar berpihak kepada Prabowo Subianto, minimal tidak menghalangi keterpilihan Prabowo Subianto sebagai Presiden mendatang.
Sebab kemenangan dalam pilpres mendatang selain ditentukan oleh para wajib pilih, juga ditentukan oleh pihak yang menghitung perolehan suara.