Mohon tunggu...
usman santosa
usman santosa Mohon Tunggu... Dokter - ...

Pencinta Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Jokowi Semakin Nyungsep

24 Maret 2019   09:04 Diperbarui: 24 Maret 2019   09:21 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Variabel penyebab Jokowi makin nyungsep memang beragam.

Model pencitraan Jokowi pada Pilpres 2014 yang mampu mengantar kemenangan Jokowi justru pada Pilpres 17-4-2019 mendatang justru bikin Jokowi nyungsep.

Mengapa bisa??karena model pencitraan tersebut berhasil dikuliti habis habisan lewat medsos sehingga warganet berkesimpulan bahwa pencitraan tersebut cuma "acting" saja alias bohongan mirip bikin sinetron.

Narasi bahwa Jokowi sebagai petugas partai,Presiden "boneka",Presiden "pembohong" menyebar viral di medsos mirip fenomena bola salju yang dari waktu ke waktu berhasil ditanamkan di benak publik secara massive akibatnya Jokowi mengalami "delegitimasi".

Bisa dikatakan medsos adalah pihak pertama yang secara bermakna membikin Jokowi nyungsep.

Pendukung Jokowi sekelas Abu Janda,Ali Muhtar Ngabalin,Nusron Wahid,Said Agil Siraj ,Rhoma Hurmuziy yang pada awalnya diniatkan untuk membela Jokowi hasilnya justru kontra produktif akibat gaya komunikasi yang kurang pas,bandingkan dengan Rocky Gerung ataupun Fadli Zon yang begitu fenomenal.

Belum terlambat bagi kubu Jokowi untuk menampilkan Cahyo Kumolo,Pramono Anung,Arya Bhima(atau Bima Arya) ,Eva Sundari, Maruarar Sirait untuk berada digaris depan menghadapi Rocky Gerung,Fadli Zon vs dalam beradu argumentasi.

Yang jelas untuk sementara sebaiknya orang semacam Ngabalin,Abu Janda jangan dipakai dulu,sebab ybs cuma bikin semakin nyungsep.

Intinya adalah "branding"Jokowi-Makruf lengkap dengan barisan sorak sorak hore terbukti gagal total,walaupun untuk tahun lalu(2014) branding Jokowi memang berhasil.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa dengan model kampanye yang sama dilakukan oleh orang yang sama tapi kok hasilnya beda??.

Khusus terkait Jokowi justru hasilnya semakin "bungee",Jokowi dari hari kehari semakin tidak laku dijual....mungkinkah selera masyarakat berubah??.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun