Variabel soal KHILAFAH itu banyak,ada yang terkendali ada juga yang tidak terkendali,semakin banyak variabel terkendali terpenuhi dan semakin sedikit variabel tidak terkendali,hasilnya semakin bagus.
KHILAFAH sebagai sebuah "sistim"sifatnya terbuka dan fleksibel menyesuaikan dengan kemampuan pengguna dalam penerapannya.
Di Indonesia model "KHILAFAH"sudah berlangsung berabad abad,ketika model tersebut diterapkan mayoritas masyarakat Indonesia non muslim.
Pertanyaannya kemudian mengapa tidak ada RESISTENSI dan mengapa para penguasa(raja,bupati,lurah)mau pakai model KHILAFAH??.
Jawabannya mirip mengapa sistim operasional Android lebih diminati dibanding sistim "symbian"yang duluan muncul??
Terkait KHILAFAH ,mengapa jajahan Romawi dulu lebih pilih model KHILAFAH,sehingga mereka melepaskan diri dari negara penjajah dan menggabungkan diri pada model KHILAFAH,padahal mayoritas warganya non muslim??.
Minimal ada dua faktor penyebab mengapa model KHILAFAH diminati,baik oleh penguasa maupun oleh warganya.
Dari sisi warga,karena KHILAFAH memberikan KEBEBASAN disaat yang sama memberlakukan pajak yang rendah ,karena operasional Negara sepenuhnya menggantungkan diri pada pendapatan bukan pajak,artinya tanpa pajak pun KHILAFAH bisa beroperasi.
Dari sisi Penguasa ,mereka pilih model KHILAFAH karena urusannya tidak ribet,tidak "njlimet"sangat sederhana,mudah dioperasikan oleh manusia dimanapun,kapanpun ,siapapun.
Kok bisa??,manusia dikarunia ALLAH tubuh yang sempurna,otak yang sangat luar biasa hebat,sampai saat ini belum ada komputer yang mampu menyaingi kehebatan manusia,terkhusus otak manusia.
Indonesia punya sekitar 240 juta manusia,berarti Indonesia dikarunia 240 jutaan super komputer yang sangat luar biasa kemampuannya.
Manusia itu sendiri hakekatnya secara individu adalah seorang KHALIFAH,bahasa sederhananya soal mengatur manusia itu adalah berilah KEBEBASAN,tugas negara sejak level terendah hingga tertinggi cuma mengarahkan agar KEBEBASAN tersebut tidak berubah jadi ANARKI..
Penguasa yang kreatif bisa membikin unit usaha yang sangat menguntungkan,disaat yang sama mampu menekan biaya operasional karena mayoritas aparatnya punya unit usaha yang sedikit menimbulkan konflik kepentingan.
Negara saat ini seolah sudah menjadi "tuhan"lewat hukum,aparat dan kuasa yang dimilikinya,sementara model KHILAFAH ,negara atau siapapun juga dilarang "menuhankan"dirinya.
Indonesia belum terlambat untuk berubah,minimal menyangkut dua hal,yaitu soal:KEBEBASAN dan soal PAJAK .
Secara bertahap Negara harus melepaskan dirinya dari ketergantungan PAJAK untuk operasional Negara,sebab sejarah membuktikan PAJAK terbukti secara signifikan sebagai faktor penyebab negara bubar.