Asumsinya sederhana,calon Gubernur dan wakilnya yang akan meramaikan ikut PilGub JaBar ada empat yaitu :Deddy Miswar-Deddy Mulyadi,Sudrajat-Ahmad Syaikhu,Ridwan Kamil-UU R Umum dan Anton Charliyan-Iwa Karniwa.
Sementara PilGub JaBar adalah kelanjutan dari PilGub Jakarta yaitu :kubu penguasa vs kubu oposisi yang diwarnai dengan politik identitas.
Ormas korban PERPU ORMAS no 2 tahun 2017 dimana di JaBar terbanyak simpatisannya,sebagian simpatisan tersebut terdidik,banyak berkumpul di Masjid Salman Bandung jelas akan menyalurkan pilihan politiknya pada pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu.
Sementara suara kubu penguasa pecah terbagi tiga,memang ada sebagian kecil suara oposisi yang lari mendukung pasangan Demiz-Deddy Mulyadi tapi itu bisa diabaikan karena lebih banyak suara kubu penguasa yang pecah.
Asumsi paling minimalis adalah suara terbagi rata masing masing dapat 25 %,lewat kampanye dan kerja mesin partai berusaha mengambil suara lawan,katakanlah Sudrajat bisa mengambil @ 2 %,berarti sudah dapat 31 %...tetap menang.
Keunggulan Sudrajat-Ahmad Syaikhu didapat dari solidaritas mesin PARPOL yang dimiliki PKS,PAN dan GERINDRA ditambah citra "oposisi" terhadap pemerintahan Jokowi saat ini.
Memainkan isu proyek Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung beserta  ikutannya secara cerdas,smooth dan cantik.mirip dengan memainkan isu proyek reklamasi teluk Jakarta dalam PilGub Jakarta bisa jadi mampu meraih dukungan publik.
PilGub JaBar kian memanas masing masing kubu siap memainkan jurus andalannya dan kubu Sudrajat-Ahmad Syaikhu diatas kertas paling siap dalam menggerakkan mesin politiknya beserta barisan pendukungnya semisal alumni 212 Aksi Bela Islam,kelompok ustadz Felix Siauw,kelompok simpatisan Ustadz Abdul Somad dan kelompok kajian islam di JaBar lainnya semisal kelompoknya Aa Gym dsb.
Bila benar prediksi Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang menang,berarti tangan dingin Prabowo dalam meloloskan "jagoannya"kian bertuah disaat yang sama yang mengkhianati Prabowo bakalan "kuwalat".