Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Belajar untuk menjadi bagian dari penyebar kebaikan

BEKAS ORANG GANTENG, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Siswa Pindahan

15 Juni 2019   22:56 Diperbarui: 15 Juni 2019   23:08 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak Darmin heran, tak menyangka akan mendapati reaksi seperti itu. Ingin rasanya dia menampar muka Abdul Majid dan bibirnya yang serupa knalpot akibat merokok.

"Biasa ajah kali Pak. Yang lain juga pasti belum baca." Nada bicara Abdul Majid datar namun terkesan kurang ajar.

Pak Darmin menghela napas, menahan emosi. Disuruhnya Abdul Majid kembali ke tempat duduknya.

"Saya pintar kan Pak? Jujur saja Pak."

"Ya, kamu kelewat pintar."

 Pak Darmin menunjuk seorang siswi yang terbilang pintar dengan perintah yang sama. Tak ada penolakan. Penceritaan ulang berlangsung lancar meskipun masih kurang rinci. Beberapa siswa berikutnya ditunjuk secara acak berdasarkan nomor absensi.

"Selanjutnya, bergabung dengan kelompok masing-masing, silakan diskusikan unsur intrinsik dan ekstrinsiknya!" Pak Darmin menghampiri tiap kelompok. Sementara itu, Abdul Majid tampak belum paham maksud Pak Darmin.   

***

Hari berganti, ternyata Pak Darmin tidak sendiri, rekan-rekannya pun mengeluhkan keberadaan Abdul Majid di kelas. Abdul Majid tidak sambung dan kerap tertidur saat kegiatan belajar berlangsung. Dia juga mudah tersinggung dan arogan. Pak Darmin mendapat beberapa pengaduan dari siswanya. Abdul Majid dipanggilnya dan dinasihati. Namun sikapnya tidak membaik. Pengaduan demi pengaduan diterima Pak Darmin. Ketika Pak Darming ingin mengundang orang tua Abdil Majid, kepala sekolah melarangnya.  

"Ini tanggung jawab saya, nanti saya yang mengundangnya untuk menghadap saya. Tugas Pak Darmin mengawasi anaknya saja. Anak itu masih dalam pemulihan, harap Bapak maklum."

"Baik, Pak." Pak Darmin enggan membantah meskipun dia tahu bahwa masalah Abdul Majid dapatdiatasi leh wali kelas dan guru BK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun