Fakta  riil di lapangan, ternyata literasi lama seperti membaca, menulis dan matematika sudah tidak cukup lagi dijadikan sebagai modal dasar untuk berkiprah di tengah masyarakat kini. Bagaimanapun aat ini kita berada di "Era Revolusi Industri 4.0. Sebab, jika kita terlambat pastilah kita terjepit oleh keadaan serta kendala yang hadir tanpa diundang.
Itulah sebabnya, kita harus menyiapkan langkah praktisnya seperti diuraikan Intan Ahmad Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam suatu Rakerda belum lama ini,di Sanur Denpasar Bali. "Perlunya Literasi Baru dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0", ujarnya.
Literai Baru yang dimaksud adalah Literasi Data, kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi (Big Data) di dunia digital; selain itu Literasi Teknologi, memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi ( Coding Artificial Principles); lalu terakhir adalah Literasi Manusia, Humaties, komunikasi dan desain.
Literasi baru ini harus disambut, mengingat fakta lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar peusahaan menggunakan teknologi untuk menjual produk mereka secara onlie.Ini baru salah satu contoh, dan yang paling dekat dengan kita adalah pemanfaatan HP.
Jika kita terlambat, pastilah kita ketinggalan kereta. Seperti yang yang kita lihat sekarang ini, generasi tua, di atas 40-an tahun, kalah jaug dengan generasi muda sekarang, belum lagi kalau kita lihat anak kecil yang sudah mengoperasi HP, sementara ayahnya? hehehe.. gagap teknologi. Maka langkah praktisnya memang diperlukan Literasi Baru untuk menghadapi Era Revolusi Baru 4.0