Entah kapan waktu tepatnya saya mengenal Kompasianer Bapak Tjiptadinata Effendi. Yang jelas kini saya sering mampir di lapaknya. Karena artikelnya yang terbit tiap hari bagaikan air sungai, iya, seperti air sungai yang banyak, jadi kadang kelewat, bahkan banyak yang kelewat bacanya, atau kalau pun baca, kadang nggak komen karena ngga lagi login atau susah login atau K nya lagi error, dan sebagainya. Selain karena artikelnya saya mampir, tapi juga karena pak Tjip ini orangnya serius tapi suka guyon, kelihatan cerdas juga, jadi kalau saya keceplosan tuh banyak dimakluminya hahahah (padahal kata guru saya, hanya orang gila yang harus dimaklumi).
[caption caption="Foto fb pak tjip"][/caption]
Dari beberapa artikel yang pernah saya baca, bisalah saya menyimpulkan orang seperti apakah Pak Tjip ini. Salah satunya menurut saya, Beliau ini merupakan manusia dengan nyawa Kucing. Ya, karena pernah beberapa kali sepertinya hampir di ambang kematian, tapi malaikat gagal terus mencabut nyawanya... hahahha. Dan sampai kini malah masih kelihatan sehat wal'afiat tanpa kurang apapun. Konon, manusia seperti ini adalah manusia pemilik nyawa Kucing. Iya katanya kucing kan memiliki Sembilan nyawa. Susah dicabut sama malaikat.
[caption caption="Foto fb pak tjip"]
Hebatnya masih aktif menulis tiap hari. Saya aja yang masih muda, kalah sama beliau di bidang ini wkwkwkwkk. Iya, karena silahkan bandingkan jumlah tulisannya dengan tulisan saya. Jauuhhh banget. Produktif banget. Dan Beliau selalu berusaha membalas komen-komen di artikelnya walaupun kadang ada juga yang kelewat. Dan membalas komennya nggak main-main sekedar balas komen tapi sering panjang lebar. Kayak ngobrol di warung kopi jadinya... hahahha.
[caption caption="Foto fb pak tjip"]
Dari tulisan-tulisannya jelas terbaca kalau kehidupannya bagaikan roller coaster dengan berbagai tingkat ketajaman curam yang berbeda-beda sudutnya, mulai dari sudut 45 derajat, 180 derajat sampai 360 derajat. Luar biasa. Dan Beliau mampu melalui semuanya. Bayangin aja bahkan kini di usianya yang 73 tahun, badai dan cobaan yang menghadangnya tak mampu membuatnya kehilangan kekuatan. Kembali saya kalah dalam soal kekuatan fisik ini. Habisnya si Bapak jalanin mobil aja kuat kenceng-kenceng kayak mau balapan sama Michael Schumacher, sementara saya di usia muda begini, baru dikasih kecepatan 80 km/jam aja udah kebat-kebit. Hahahha...
Membaca menulis pun konon masih kuat tanpa kaca mata. Wow... amazing kan?. Pria yang terlahir dari 8 sodara dari Payakumbuh Sumatera pada tanggal 21 Mei, 73 tahun silam ini kini menetap di Australia dengan istri dan putra-putrinya. Nah, membicarakan soal istrinya ini, yaitu Ibu Roselina, saya sangat kagum dengan kekuatan cinta mereka. Tak pernah selingkuh dan diselingkuhi selama pernikahan lebih dari 50 tahun itu sesuatu banget. Makanya foto-foto yang saya sertakan disini, saya memilih lebih banyak yang foto bareng istrinya karena saya fikir, membicarakan Pak Tjip, tak akan pernah lepas dari istri tercintanya.
Artikel-artikel Pak Tjip mengajak kita untuk menyelami kehidupan, mengajak kita untuk tidak menjadi sombong karena pencapaian yang kita raih, tak menyerah ketika menghadapi cobaan, jangan cengeng ketika terluka dan tersakiti, tapi jadikan cambuk untuk terus maju. Dan ketika kemajuan telah diraih, jangan lantas membalikan lubang hidung ke arah langit, tetap berbagi bersama sesama, tetap menjaga hati dan lisan.
Akhir kata, saya ucapkan Selamat Hari Ulang Tahun Bapak. Semoga kesehatan, kebahagiaan selalu menyertai Bapak. Terima kasih sudah berbagi selama ini. Semoga setiap lelaki, bisa setia dan merawat keluarganya seperti Bapak. Semoga setiap kepala keluarga bisa bertanggung jawab dan menyayangi mereka seperti Bapak. Happy Birthday. Wish you all the best.....
Sumber foto: FB Pak Tjip (maaf ya bapak tidak izin dulu)
