Mohon tunggu...
Uswatul Fitriyah Osadi
Uswatul Fitriyah Osadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Instagram @pesan.us

I'm happy, hurting and healing at the same time..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islamic Parenting (Pengasuhan Anak Dalam Islam)

8 Oktober 2016   19:50 Diperbarui: 8 Oktober 2016   19:53 4744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anak adalah anugerah terindah yang harus kita syukuri yang diberikan oleh Allah dan pelengkap manusia ketika sudah berumah tangga, jika seorang laki-laki dan perempuan sudah menikah tetapi belom dikaruniai anak maka belum lengkap rasanya. Rasa syukur yang dapat dilakukan oleh kedua orang tua adalah dengan mengasuh, menyayangi, mencintai dan memberikan pendidikan yang layak untuk anaknya. Anak bukan hanya anugerah terindah yang diberikan oleh Pencipta tetapi juga titipan Allah yang diberikan kepada orang tua yang layak dan siap untuk mengasuh anak tersebut. Anak baru lahir kondratnya adalah suci dan anak akan tegantung pada orang tua yang mengasuhnya kelak, seperti apa kedua orang tua itu maka anaknya juga akan seperti mereka. Rasulullah bersabda, “setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” ( HR. Al-Bukhari).

Orang tua bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anaknya, mengajari, mengarahkan, dan mendidik. Tanggung jawab orang tua meliputi tanggung jawab keimanan, materi, fisik, moral, akal, kejiwaan, sosial, dan seks. Tanggung jawab inilah yang disebut bentuk pengasuhan. Tujuan dari pengasuhan itu sendiri adalah untuk membentuk anak-anak menjadi manusia yang sehat, cerdas, berkarakter mulia, berakhlak serta mampu menjadi generasi kuat bukan generasi yang lemah dan memiliki masa depan yang cerah. Agar semua ini terwujud maka orang tua harus mengetahui dan menerapkan pola asuh yang benar sesuai dengan tahapan perkembangan anaknya yang tentunya berlandaskan syariah islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah dalam berbagai sunnahnya. Orang tualah yang berperan penting untuk mengarahkan kehidupan anak tersebut, mengarah kepada kebaikan atau keburukan, mengarah pada kecerdasan atau kebodohan, mengarah pada akhlak mulia atau akhlak jahiliah. Peran orang tua tidak hanya ibu namun ayah juga sangat berpengaruh dalam mengasuh anaknya, dan hampir setiap waktu anak akan selalu bersama orang tuanya. Seperti sabda Rasullullah, “ seoranglelaki adalah pemimpin dalam keluarganya dan ia bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Dan seorang wanita juga pemimpin dirumahnya dan ia bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. Al- Bukhari dan Muslim).

Bangsa Indonesia saat ini sudah mulai menipisnya akhlak pada setiap anak dan generasi muda. Sehingga pengasuhan dalam Islam bisa menjadi salah satu solusinya. Pada masa anak-anak sangat penting untuk membentuk karakter anak. Anak sedang berada pada masa keemasan (golden age) dan keberhasilan pengasuhan pada usia emas ini sebagai penentu keberhasilan anak dimasa remaja dan dewasanya sehingga nanti akan menghasilkan anak-anak yang beakhlak mulia dan mampu menjadi generasi emas dengan membawa cahaya kegemilangan bagi bangsa ini.

Menurut Drajat (1985), pola asuh secara islam adalah satu kesatuan yang utuh dari sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak yang masih kecil dalam mengasuh, mendidik, membina, membiasakan, dan membimbimbing anak secara optimal berdasarkan Al-Qura’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Pola asuh dibentuk dengan tujuan untuk menghasilkan kompetensi-kompetensi tertentu pada anak. Ketika orang tua berinteraksi dengan anaknya dalam pengasuhan ini orang tua haruslah cerdas mengetahui perkembangan anaknya yang meliputi kompetensi akidah dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kompetensi akhlak (moral), kompetensi fisik, kompetensi motorik, kompetensi akademik, serta kompetensi sosial-emosi. Dan didukung dengan pendidikan tang berlandaskan agama Islam.

Ada empat tahap bagaimana mendidik anak mengikut sunnah Rasulullah SAW sebagaiberikut:

Umur anak-anak 0-6 tahun.

Pada tahap ini, Rasulullah s.a.w menyuruh kita untuk memanjakan, mengasihi dan menyayangi anak dengan kasih sayang tanpa terbatas. Berikan mereka kasih sayang dengan bersikap adil terhadap setiap anak-anak.Tidak boleh dipukulsekiranya mereka melakukan kesalahan walaupun atas dasar untuk mendidik. Sehingga, anak-anak akan lebih dekat dengan kita. Anak-anak akan merasa aman pada usia kecil mereka karena mereka tahu (ibu bapak) selalu ada disisi mereka setiap waktu.

Umur anak-anak 7-14 tahun.

Pada tahap ini orang tua harus menanamkan nilai disiplin dan tanggung jawab kepada anak-anak. Menurut hadits Abu Daud, “Perintahlah anak-anak kamu supaya mendirikan shalat ketika berusia tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat ketika berumur sepuluh tahun dan asingkanlah tempat tidur di antara mereka (lelaki dan perempuan).” Pukulan bukanlah untuk menyiksa, hanya sekadar untuk mengingatkan anak-anak. Sehingga, anak-anak akan lebih bertanggung jawab pada setiap perintah terutama dalam mendirikan sholat. Ini adalah waktu yang tepat bagi orang tua untuk membangun kepribadian dan akhlak anak-anak mengikut acuan Islam.

Umur anak-anak 15- 21 tahun.

Pada tahap remaja yang penuh sikap memberontak. Pada tahap ini, orangtua sebaiknya mendekati anak-anak dengan berteman tau berkawan dengan anak-anak. Sering berkomunikasi dengan mereka tentang sesuatu yang mereka hadapi. Jadilah pendengar yang setia kepada mereka. Jangan memarahi anak-anak tetapi gunakan pendekatan. Mereka tidak akan terpengaruh untuk keluar rumah untuk mencari kesenangan lain karena kebahagian dan kesenangan sudah ada di rumah bersama keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun