Mohon tunggu...
Uswatul Fitriyah Osadi
Uswatul Fitriyah Osadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Instagram @pesan.us

I'm happy, hurting and healing at the same time..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pandangan tentang Anak Berkebutuhan Khusus

24 November 2017   19:02 Diperbarui: 24 November 2017   19:16 6575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anak-anak adalah makhluk Tuhan yang dimana selalu memberi kebahagiaan dan keceriaan untuk sekelilingnya. Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya, anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang juga membutuhkan pelayanan bahkan pendidikan yang layak seperti anak-anak normal lainnya, anak berkebutuhan khusus juga bukan hanya anak yang selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. 

Yang termasuk kedalam ABK antara lain:tunarungu, tunanetra, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, anak keterlambatan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat, banyak sekali disekitar kita yang masih belum bisa menerima keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus ini, sehingga sangat dibutuhkan pemahaman kepada orang-orang sekitar tentang ABK itu sediri.

Pandangan masyarakat tetang ABK atau anak cacat dipandang sebagai anak yang harus dikasihani atau disantuni. Sehingga tak jarang kita menemukan didalam masyarakat, kelompok-kelompok penyantun orang-orang cacat dan merawatnya dengan memberikan keterampilan atau pelatihan tertentu kepada penyandang cacat tersebut. 

Bahkan banyak juga komunitas dari para remaja dan para orangtua untuk memahami pemahaman tentang ABK yang tidak selalu tentang kecacatannya tetapi juga mereka memiliki bakat yang harus kita olah dengan dukungan atau motivasi dari sekeliling anak berkebutuhan khusus tersebut. 

Beberapa Pandangan yang ada dalam masyarakat, dapat di simpulkan bahwa kehadiran anak berkebutuhan khusus didalam masyarakat terdapat beragam reaksi positif atau masyarat yang menerima keberadaan anak berkebuthan khusus itu dengan tindakan seperti bergaul bersama dan peduli, bahkan ada juga bereaksi negatif, seperti contoh "Anak cacat hanya akan membawa kesialan atau anak cacat hanya akan mempersulit sosial bahkan keluarga itu sendiri". 

Dengan reaksi-reaksi tersebut, disisi lain masyarakat yang sudah mampu menerima keberadaan anak berkebutuhan khusus akan diberi pelayanan atau kesempatan untuk mendapat pendidikan dan pelatihan khusus yang memperlihatkan bakat dan potensi mereka, mereka juga memiliki hak yang sama dengan anak-anak normal lainnya. 

Jadi problematika anak berkebutuhan khusus, tidak hanya terletak pada persoalan individu dari anak itu sendiri, dimana mereka selalu memerlukan bantuan dari orang lain, ada rasa tidak percaya diri dan malu. Namun pandangan negatif dan reksi masyarakat termasuk keluarga dapat menjadi problema tersendiri bagi anak berkebutuhan khusus.

Mari kita bersama-sama menghargai hak-hak setiap anak, dimana semua anak itu sama bahkan anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun