ABSTRAK Â Â
 Artikel ini mengulas tentang keyakinan terhadap moksa, sebagai ajaran tertinggi dalam filsafat Hindu. Moksa dipahami sebagai kebebasan sejati yang dicapai ketika jiwa tidak lagi terikat oleh siklus kelahiran dan kematian (samsara), serta mencapai penyatuan dengan brahman, sang pencipta. Dalam kehidupan umat hindu, moksa menjadi tujuan akhir yang mengarahkan manusia untuk hidup selaras dengan nilai-nilai dharma, karma, dan bhakti. Di dalamnya penjabaran tentang Moksa Tattwa dan berbagai jalan spiritual yang bisa ditempuh menuju moksa, seperti jalan pengetahuan, pengabdian, tindakan, dan meditasi. Dalam masyarakat hindu Bali, kepercayaan terhadap moksa tercermin kuat dalam tradisi, upacara kematian seperti ngaben, serta prinsip hidup yang menjunjung kesucian pikiran, perkataan, dan perbuatan. Â
PENDAHULUANÂ
Setiap ajaran agama memiliki pandangan tersendiri mengenai tujuan akhir kehidupan manusia dalam agama hindu, tujuan tertinggi itu dikenal dengan istilah moksa, yakni kondisi di mana jiwa manusia terbebas dari siklus kelahiran dan kematian (samsara) serta mencapai penyatuan dengan Tuhan Yang Maha Esa, atau dalam istilah filsafat hindu disebut Brahman. Keyakinan terhadap moksa tidak hanya menjadi landasan teologis, tetapi juga membentuk cara pandang umat Hindu terhadap kehidupan, kematian, dan makna keberadaan itu sendiri. Konsep moksa telah menjadi bagian integral dari kehidupan spiritual umat hindu sejak zaman veda hingga saat ini. Dalam berbagai pustaka suci, termasuk upanishad, bhagavad gita, dan teks-teks lokal seperti lontar di Bali, moksa dijelaskan sebagai kebebasan tertinggi yang hanya bisa dicapai melalui pengendalian diri, pemahaman spiritual, dan pengabdian yang tulus kepada Tuhan. Oleh karena itu, kehidupan tidak semata-mata dilihat sebagai upaya mengejar materi atau kenikmatan duniawi, tetapi sebagai perjalanan panjang menuju kebijaksanaan dan pembebasan jiwa. Dalam masyarakat hindu Bali, keyakinan terhadap moksa tidak hanya hadir dalam wacana spiritual, tetapi juga diwujudkan dalam tata kehidupan, upacara keagamaan, dan tradisi sehari hari. Maka, melalui tulisan ini, akan dibahas lebih dalam tentang pengertian moksa, ajaran Moksa Tattwa, serta bagaimana keyakinan terhadap moksa membentuk praktik spiritual dan sosial umat Hindu, khususnya di Indonesia. Â
PEMBAHASAN Â Â
Konsep moksa dalam ajaran Hindu tidak muncul begitu saja sebagai sebuah ide metafisik yang jauh dari kehidupan. Ia tumbuh dari pemahaman mendalam terhadap hakikat hidup dan tujuan akhir keberadaan manusia di dunia. Bagi umat Hindu, hidup bukanlah perjalanan yang berakhir pada kematian fisik semata, melainkan bagian dari siklus kelahiran, kematian, dan kelahiran kembali (samsara), yang akan terus berlangsung selama jiwa masih terikat pada keinginan duniawi dan hasil perbuatan (karma). Moksa menjadi jawaban dari siklus tersebut: sebuah pelepasan total dari semua ikatan duniawi dan kembalinya jiwa kepada asalnya yang murni, yaitu tuhan. Dalam tradisi Hindu, moksa dipandang sebagai puncak dari Catur Purusa Artha. Empat Tujuan Hidup Manusia , yang terdiri dari dharma (kebenaran atau kewajiban moral), artha (kemakmuran), kama (kesenangan), dan akhirnya moksa (pembebasan). Ketiga tujuan sebelumnya bersifat duniawi dan sementara, sedangkan moksa bersifat spiritual dan abadi. Â Moksa tidak bisa dicapai hanya melalui pencapaian material atau status sosial, tetapi memerlukan pendalaman spiritual dan transformasi batin yang mendalam. Berbagai aliran dalam filsafat Hindu memberikan jalan masing-masing menuju moksa seperti aliran (vedanta) misalnya, menekankan kesadaran akan kesatuan antara atman (jiwa individu) dan Brahman (realitas tertinggi). Seseorang yang telah menyadari bahwa dirinya bukanlah tubuh atau pikirannya, tetapi bagian dari kesadaran ilahi, telah menapaki jalan menuju moksa. Sementara itu, aliran Yoga mengajarkan pengendalian pikiran dan tubuh melalui delapan tahap (ashtanga yoga), yang pada akhirnya membawa pada pencapaian kesadaran tertinggi. Jalan pengabdian (bhakti), yang banyak dianut di masyarakat, mengajarkan bahwa cinta dan pengabdian tulus kepada Tuhan dapat membebaskan manusia dari ego dan keterikatan duniawi. Dalam praktiknya, umat Hindu di Bali sangat akrab dengan nilai-nilai moksa, meskipun dalam kehidupan sehari-hari istilah ini tidak selalu disebut secara langsung. Misalnya, pelaksanaan upacara Ngaben tidak hanya dimaknai sebagai pelepasan roh orang yang telah meninggal, tetapi juga sebagai bentuk dukungan spiritual agar roh tersebut bisa melanjutkan perjalanan menuju moksa. Namun demikian, pencapaian moksa bukanlah hal yang mudah. Banyak hambatan yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri. Keinginan, amarah, keserakahan, ego, dan kebodohan spiritual adalah dinding-dinding tebal yang menghalangi jalan menuju pembebasan.Â
KESIMPULANÂ
Keyakinan terhadap moksa atau Moksa Tattwa mencerminkan kedalaman pandangan hidup dalam ajaran Hindu, yang tidak hanya menempatkan manusia sebagai makhluk duniawi, tetapi juga sebagai jiwa yang sedang menempuh perjalanan panjang menuju kebebasan sejati. Moksa bukan sekadar konsep religius, tetapi menjadi tujuan spiritual yang memberikan arah hidup, makna, serta ketenangan batin bagi siapa pun yang sungguh-sungguh menapaki jalannya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI