Sudah dipahami secara umum bahwa yang disebut kekayaan itu sesuatu yang berkaitan dengan materi. Harta yang banyak, rumah yang megah, kendaraan yang mewah, atau status sosial yang tinggi. Dan itu dianggap sebagai indikator kemuliaan dan keberhasilan seseorang.
Padahal, menurut Ali bin Abi Thalib, kekayaan yang sebenarnya tidak terletak pada banyaknya harta.
"Semulia-mulia kekayaan milik pribadi adalah meninggalkan banyak keinginan."
Demikian nasihat beliau.
Dalam kata-kata yang sederhana itu, tersimpan sebuah ajaran yang mendalam tentang makna kekayaan dan kebahagiaan sejati dalam hidup.
Kekayaan yang sebenarnya terletak pada kemampuan untuk mengendalikan keinginan.
Keinginan adalah bagian dari sifat manusia yang tidak bisa dipisahkan. Sejak lahir, manusia sudah dibekali dengan nafsu yang mendorongnya untuk terus menginginkan lebih.
Sehingga, memiliki keinginan adalah hal yang wajar. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, ia bisa menjadi sumber ketidakbahagiaan.
Dalam pandangan Imam Ali, orang yang paling kaya adalah mereka yang mampu mengendalikan keinginan-keinginannya dan tidak terus-menerus terjebak dalam keinginan yang tak ada habisnya.
Dalam Al-Quran, Allah mengingatkan kita tentang bahaya nafsu yang tidak terkendali. Dalam surat Al-Furqan ayat 67, Allah berfirman,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!