Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pamer? Rasain Sendiri!

14 Maret 2023   14:35 Diperbarui: 14 Maret 2023   14:36 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pamer kekayaan/sumber: lifestyleokezone

Tragis sekali nasib yang dialami Rafael Alun Trisambodo. Akibat ulah anaknya, Mario Dandy Satrio, dia harus dinonjobkan dari jabatannya sebagai eselon III Kabag Umum Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Selatan II.

Sekarang ini dunia digital. Jejak digital selalu ditelusuri oleh orang-orang 'yang haus informasi tambahan'. Dan banyak yang bilang, 'jejak digital itu kejam, bro!'.

Bermula dari kasus penganiayaan Mario terhadap David, yang kebetulan juga anak seorang tokoh. Cerita (berita) pun bergulir tak terbendung.

Bermula dari 'pamer' anaknya yang pakai Rubicon, maka netizen (wartawan) pun terpancing kepenasarannya. Terbukalah, anak siapa si Mario ini. apa yang dimiliki ayah si Mario, dll, dll.

Akhirnya bermuara ke Nasib tragis tadi. Dan itu jelas belum berakhir. 'Kekayaan tidak wajar' yang dimilikinya mengundang KPK dan PPATK untuk mengendus lebih dalam lagi.

Apa yang dialami Rafael Alun Trisambodo adalah hanyalah satu efek negatif dari hobi pamer kekayaan.

Memang, manusiawi kalau seseorang senang memperlihatkan apa yang dimilikinya. Apalagi yang dimilikinya itu tidak atau sedikit yang memilikinya. Hadirnya media-sosial dan gadget berkamera, menumbuh sumburkan rasa senang itu menjadi hobi.

Padahal banyak efek negatif dari pamer kekayaan itu. Berikut adalah beberapa efek negatif dari pamer kekayaan:

1. Mengundang Pencurian.

Secara tidak langsung, seolah, yang pamer itu bilang, 'Hey lihat! Gua punya ini, ini, dan ini'. Saat krisis ekonomi seperti sekarang, saat banyak orang yang nekat demi isi perut, informasi yang disampaikan melalui pamer kekayaan itu menjadi bagi mereka untuk melakukan aksi kejahatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun