Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pamer? Rasain Sendiri!

14 Maret 2023   14:35 Diperbarui: 14 Maret 2023   14:36 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pamer kekayaan/sumber: lifestyleokezone

2. Menimbulkan Rasa Cemburu dan Sakit Hati

Nomor satu tadi untuk orang-orang yang memang berniat jahat. Lain lagi tanggapan orang-orang yang kenal dengan yang pamer tadi. Baik itu tetangga, rekan satu kantor, teman satu klub, dll. ada dua kemungkinan tanggapan mereka; cemburu dan sakit hati. Tentu saja itu akan berujung pada terganggunya hubungan social, bahkan bisa memicu konflik.

3. Menyebabkan Perilaku Konsumtif

Kalau yang pamer kekayaan itu seorang public figure, artis misalnya, maka itu akan memicu keinginan yang sama bagi orang-orang yang mengagumi artis tersebut. Timbul keinginan untuk meniru, walaupun tidak mampu. Pamer kekayaan yang dilakukan orang-orang terkenal akan memicu perilaku konsumtif di masyarakat.

 

4. Meningkatkan Ketidakpercayaan Orang Lain

Orang yang terlalu sering memamerkan kekayaannya bisa dianggap sebagai orang yang sombong, asocial, bahkan dicurigai melakukan pekerjaan tidak halal untuk mendapatkan kekayaannya tersebut. Hal ini akan membuat orang lain menjadi tidak percaya atau meragukan kejujuran dan kemampuannya.

Tidak ada hal positif yang didapat dengan memamerkan kekayaan. Yang ada adalah efek negative, bagi orang yang bersangkutan maupun bagi orang lain.

Islam sendiri telah jauh-jauh melaknat perbuatan bermegah-megahan memperlihatkan (memamerkan) kekayaan. Bahkan ada surat di dalam al-Quran yang dinamai A-Takatsur, yang berarti saling bermegah-megahan. Kata a-Takatsur ini diambil dari ayat pertamanya.

"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)." (QS. At-Takatsur: 1-8)

Asbabun Nuzul (sebab turunnya) surat ini -- sebagaimana tercantum dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al Munir -- menurut Ibnu Abi Hatim yang meriwayatkan dari Ibnu Buraidah. Dia mengatakan, "Ayat ini turun berkenaan dengan dua kabilah dari kalangan kaum Anshar. Yakni Bani Haritsah dan Bani Harits. Mereka saling berbangga dan memperbanyak harta".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun