Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji Anas bin An-Nadhar

11 Juni 2022   12:54 Diperbarui: 11 Juni 2022   13:01 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Anas bin An-Nadhar/dokpri

"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya)."

Akhir Ramadhan tahun ke-2 Hijrah.

Siang itu kota Madinah dilingkupi kebahagiaan. Euforia kemenangan dalam perang Badar dirasakan semua kaum Muslimin. Perang Badar boleh disebut perang eksistensi, karena ia adalah perang pertama antara Muslim dan Quraisy. Siapa pun yang memenangi peperangan akan melanjutkan eksistensinya di Jazirah Arab. Oleh karenanyam di perang itu kaum Kafir Quraisy mengerahkan pasukan sebanyak 300 orang dan bertujuan untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin yang baru setahun hijrah ke Madinah.

Sementara pasukan Muslim berjumlah sepertiganya. Semula Rasulullah membawa 300 pasukan hanya untuk mencegat kafilah (rombongan) dagang Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan, sehingga tidak membawa pasukan banyak.

Allah Swt berkehendak lain. Pasukan Muslim dipaksa harus berhadapan dengan pasukan Quraisy, yang dipimpin langsung pentolan-pentolan Quraisy, seperti Abu Jahal, Utbah bin Rabiah, Umayyah bin Khalf, Ikrimah bin Abu Jahal, dll.

Takheran, kemenangan di perang yang menentukan itu disambut gembira oleh semua kaum Muslimin, terutama mereka yang ikut berperang.

Tapi ... tunggu.

Ternyata ada seorang lelaki yang tidak turut merayakan kemenangan itu. Seorang lelaki yang duduk sendirian di rumahnya, dengan roman muka menunjukkan kesedihan yang dalam.

Lelaki itu Anas bin an-Nadhar, paman Anas bin Malik, asisten Rasulullah. Anas bin an-Nadhar bukan tidak senang dengan kemenangan pasukan Muslim. Dia bersedih karena tidak turut dalam barisan pasukan Muslim saat perang Badar.

Saat Rasulullah memobilisasi pasukan menuju Badar, beliau menginformasikan bahwa misi pasukan yang beliau pimpin itu hanya untuk mencegat kafilah dagang Quraisy. Sehingga beliau tidak mewajibkan, hanya mengajak yang bersedia saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun