Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Naik Level dengan Musibah

10 Januari 2022   08:57 Diperbarui: 10 Januari 2022   09:01 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang Anda rasakan ketika mendapat target yang lebih kecil dari teman Anda?

Senang, merasa ringan, atau merasa dikecilkan si bos?

Kalau Anda bermental 'as is', ya ... mungkin Anda akan merasa senang-senang saja.

Tapi normalnya, Anda tentu berpikir, 'Kenapa dia diberi target seribu, apakah dia lebih jago menjual?' Atau, 'Kenapa bos memberi target lebih kecil, apakah tidak yakin dengan kemampuanku?'

Yang jelas si bos memberikan target, tentu disesuaikan dengan kemampuan anak buahnya, setelah mengevaluasi kinerja periode sebelumnya. Atau untuk menaikkan skill anak buahnya.

Jadi, baik berupa soal, target, permasalahan, atau musibah apa pun, itu akan sesuai dengan kemampuan kita, sesuai dengan level kita.

Semoga ilustrasi di atas sedikit menjelaskan maksud dari judul di atas, 'Naik Level dengan Musibah'. Sekali lagi perlu ditegaskan, musibah yang akan menaikkan level ini adalah musibah yang merupakan ujian. Buka musibah yang berarti azab.

Untuk lebih jelasnya, saya kutip firman Allah Swt di ayat terakhir surat Al-Baqarah. Ayat yang mengandung do'a. Do'a yang sering kita baca, terutama saat kita merasa menghadapi masalah atau musibah.

Kalimat pertama dari firman Allah Swt di ayat ke-286 itu sebagai berikut,

"Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya...."

Karena Allah Swt yang menetapkan musibah, dan Allah Swt pula yang Maha Mengetahui kondisi hambanya. Maka, jelas sudah, musibah yang kita hadapi itu sudah sesuai dengan tingkat kesanggupan kita menghadapinya. Dalam arti yang lain, Allah Swt sudah menakar atau mengukur bahwa kita akan sanggup menghadapi musibah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun