Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

2028

30 Oktober 2020   08:22 Diperbarui: 30 Oktober 2020   08:39 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sinar mentari menerobos jendela membangunkanku. Menggeliat kupaksakan bangun. Arloji menunjukkan pukul 7, 'Sialan gara-gara begadang semalam,' kutukku dan segera ke kamar mandi.

Suasana rumah sepi, ayah mungkin sudah berangkat kerja dan adikku ke sekolah. Kucari ibuku ke dapur, kamarnya, ruangan belakang, tidak kutemukan. Perasaanku makin tidak enak, seperti ada yang berbeda dengan suasana hari ini.

Saat keluar, kulihat ada seorang pemuda sedang mengutak-atik motor.

"Heh! Kamu siapa?".

Pemuda itu menoleh, mengernyitkan dahi, bukannya menjawab, dia seperti kebingungan.

"Kamu siapa?" tanyaku lagi.

"Kakak ngelindur ya?"

"Kakak? Kamu Toni?"

"Iya lah, siapa lagi, di rumah ini hanya kita berdua. Kakak ini aneh deh."

"Berdua? Ayah ibu kemana?"

Toni tidak menjawab, menghampiriku. "Asli nih kayaknya kakak ngelindur, atau kesambet?" Toni menyuruhku duduk, lalu bertanya, "Kakak ini kenapa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun