Mohon tunggu...
Urfi Nauroh
Urfi Nauroh Mohon Tunggu... Lainnya - Young educator

Jadilah seorang yang bermanfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Daring dan Efektivitasnya

31 Oktober 2020   22:39 Diperbarui: 31 Oktober 2020   22:43 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mengingat bahwa pembelajaran daring ini baru pertama kali diterapkan di Indonesia, tentu saja pasti banyak menimbulkan problematika. Problematika yang terjadi pun sangat beragam. Problematika pembelajaran daring ini datang dari berbagai macam arah dan tanpa di sangka. Pertama masih ada beberapa orang tua yang belum paham apa itu "belajar daring", sehingga banyak orang tua yang berprasangka bahwasannya anaknya libur sekolah tetapi tidak ada waktu untuk meluangkan waktunya untuk keluarga dan malah sibuk dengan gadget dan laptop masing-masing. Hal ini membuktikan bahwa ada beberapa orang tua yang membatasi anak-anaknya dalam hal penggunaan gadget , padahal dalam situasi seperti ini barang itu menjadi kebutuhan primer.

Kedua, dalam pembelajaran daring ini, kita tidak dapat melihat dan memantau peserta didik secara langsung dalam satu ruangan sehingga kita tidak dapat merasakan bagaimana keadaan yang di rasakan peserta didik dan apakah mereka sudah benar-benar belajar dan memahami materi pembelajaran yang sudah guru siapkan. Untuk itu guru perlu menyiapkan strategi yang  harus dilakukannya ialah menyesuaikan materi yang akan di sampaikan dengan bahan dan media pembelajaran. Tentunya media ini harus mampu merangkul semua peserta didik, dapat diakses semua oleh peserta didik dan tidak ada yang terkendala dalam penggunaan media ini.

Untuk strategi dalam proses menyampaikan materi pembelajaran, pertama kali guru perlu memberikan bahan ajar berupa PDF file, lalu diringkas melalui power point. Kemudian guru menjelaskan materi tersebut baik melalui audio, maupun video disesuaikan dengan kebutuhan materi yang akan di jelaskan. Terkadang pun dapat melakukan panggilan video jika diperlukan.

Aplikasi yang biasa di pakai untuk ruang belajar dan paling mudah adalah grup WhatsApp Massanger, tetapi guru-guru juga bisa menggunakan aplikasi Rumah Belajar, Edmodo, Quizz, Google Classroom, Zenius maupun apliksi lainnya yang serupa. Untuk pembelajaran tatap muka virtual melalui video conference biasanya menggunakan Hangouts Meet dan Zoom. Masih banya pula media yang dapat digunakan seperti  Skype,  Microsoft Teams, GoTo Meeting, Cisco WebEx, dan masih banyak lagi. Media pembelajaran daring ini perlu disesuaikan dengan kondisi sarana yang digunakan oleh peserta didik yang ada. Namun pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang belum memiliki fasilitas sarana belajar online yang mampu mengakses dan memadai, seperti yang disebutkan di atas. Tak dapat dipungkiri pula masih terdapatdi berbagai macam desa-desa di Indonesia peserta didik yang tidak memiliki handphone secara pribadi, hingga persoalan sinyal dan jaringan.

Sedangkan untuk proses evaluasi pembelajaran ktika guru sudah memberikan rangsangan atau stimulus agar anak berjalan sesuai dengan arah yang guru tentukan saat pembelajaran. Jadi untuk kriteria penilaian dapat dilihat dari umpan balik peserta didik atas tugas yang telah diberikan oleh guru sudah dilaksanakan sesuai dengan instruksi guru atau belum. Inilah evaluasi yang dilakukan setiap harinya setelah pembelajaran berlangsung.

Untuk membantu siswa dalam mencapai kriteria KKM seperti bagaimana pembelajaran pada umumnya, maka di perlukan stimulus yang lebih besar lagi agar tetap tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan meningkatkan minat belajar siswa di tengah pandemi ini. Dengan hal ini, maka apapun media belajarnya materi dapat tersampaikan secara efektif dan menyenangkan sehingga peserta didik menjadi terarah pada tujuan pembelajarannya.

Mengingat pembelajaran daring ini berjalan tanpa adanya suatu konsep, arahan, dan persiapan yang matang, juga terkesan dadakan, terlebih lagi jika pembelajaran daring ini akan terus berlangsung dan diperpanjang hingga akhir semester, maka perlu adanya kebijakan yang lebih tegas lagi dari pemangku kewajiban yang ada di atas untuk memberikan arahan yang baku mengenai sistem penilaian akhir. Sebab karena pembelajaran daring ini banyak sekali kemungkinan-kemungkinan penilaian hasil evaluasi harian yang tidak obyektif dan tidak mampu mewakili gambaran kemampuan peserta didik dengan baik.

Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa penilaian dan evaluasi belajar siswa dalam pembelajaran daring ini dirasa kurang efektif dikarenakan tidak dapat objektif oleh sebab guru tidak dapat mengawasi secara langsung apakah siswa sudah benar-benar paham terhadap materi pelajaran maupun belum. Banyak kemungkinan-kemungkinan dari ketidakobjektifan kemampuan siswa, seperti: siswa tidak benar-benar mengikuti proses pembelajaran dengan baik, siswa mengerjakan uji kemampuan/ tes hanya mencontek teman, internet, maupun dikerjakan oleh orang lain, dan masih banyak lagi. Wallahua'lam bishawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun