Global Competitiveness
Dunia nggak nunggu. Negara-negara kayak Korea Selatan, Finlandia, atau Singapura udah lama ngegas di bidang STEM. Kalau Indonesia mau maju, kita nggak boleh jalan santai.
Potret Pendidikan STEM di Indonesia: Antara Harapan dan Tantangan
Di Indonesia, konsep STEM udah mulai dikenal. Beberapa sekolah bahkan udah punya laboratorium robotik, coding class, atau kegiatan science fair. Tapi, jujur aja, masih banyak tantangan:
Akses terbatas: Nggak semua sekolah punya fasilitas. Di kota besar mungkin ada, tapi di daerah terpencil? Jangankan lab robotik, listrik aja kadang byar-pet.
Kapasitas guru: Banyak guru yang masih terjebak metode konvensional karena kurang pelatihan atau akses informasi terbaru.
Mindset masyarakat: Kadang orang tua masih mikir sukses itu kalau anak jadi PNS atau dokter. Padahal, profesi baru kayak data scientist, game developer, atau renewable energy engineer juga punya masa depan cerah.
Kurikulum yang kaku: Walau ada Kurikulum Merdeka, implementasi di lapangan masih sering terbentur birokrasi dan keterbatasan sumber daya.
Inovasi Pembelajaran STEM: Strategi Keren buat Indonesia Maju
Biar nggak cuma jadi jargon, inovasi pembelajaran STEM di Indonesia butuh gebrakan nyata. Nah, berikut beberapa ide dan strategi yang bisa jadi booster:
1. Project-Based Learning ala STEM
Alih-alih ngasih tugas hafalan, guru bisa kasih proyek nyata. Misalnya: bikin filter air sederhana, desain aplikasi pencegah bullying, atau eksperimen energi alternatif. Dengan begitu, anak-anak belajar critical thinking sekaligus teamwork.