Mohon tunggu...
Untung Dwiharjo
Untung Dwiharjo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tinggal di Surabaya

Lulusan Jurusan Sosiologi Fisip Unair. Pernah bekerja sebagai wartawan dan peneliti pada lembaga Nirlaba nasional yang berbasis di Surabaya. Pernah meraih juara pada lomab LKTI dan beberapa kali tulisannya mampir di bebrapa media seperti Jawa Pos, Surya, harian Bhirawa dan detik.com

Selanjutnya

Tutup

Financial

Optimalisasi Dana Zakat di Masa Pandemi

30 Juni 2021   10:28 Diperbarui: 30 Juni 2021   10:46 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Semenjak  merabaknya  pendemi Covid di Indonesia , beragam  program  guna  mengatasi penyebaran virus  ini dilakukan pemerintah. Mulai  himbauan  bekerja di rumah (WFH),  menjaga jarak sosial (social  distancing),  memakai masker  serta  mencuci  tangan. Dengan protokol kesehatan yang ketat diharapkan dapat mencegah   meningkatnya persebaran   daerah pendemi  Covid -19  di Indonesia.

Sedangkan  untuk   mengatasi    merosotnya  ekonomi  masyarkat , pemerintah  telah meluncurkan  program  Jaring Pengaman  Sosial (Social Savety  Net)  berupa bantuan  sosial seperti  Bantuan Langsung  Tunai (BLT), Program Keluarga  Harapan  (PKH), Kartu Pra Kerja,  Bantuan Sembako,  Bakti Sosial serta  program-program karitas lainnya. Semuanya  itu  untuk memenuhi kebutuhan warga  yang terdampak oleh pendemi Covid -19. Dari  berbagai program bantuan ekonomi  itu diharapkan bisa  memenuhi kebutuhan  pokok warga  masyarakat  yang kekurangan   untuk   memenuhi kebutuhan  ekonominya  karena  karena terdampak Pandemi-Covid-19  untuk  bekerja yang terkena PHK.   Bantuan  untuk  warga masyarakat   kurang mampu ini  memamg  diperlukan karena   berdasarkan Survei  Online  SMRC tentang   Dampak  Covid -19   ditemukan data bahwa  25 persen  masyarakat  sudah  bergantung  utang untuk  memenuhi  kebutuhan ekonomi  mereka.

Berbagai program   bantuan itu   tentunya   banyak menyedot  anggaran  pemerintah  baik  pusat maupun daerah,  apalagi  belum  bisa diprediksinya  sampai kapan pendemi  Covid-19 ini akan  berakhir.  Sehingga  pendemi ini bisa  menguras  anggaran  pemerintrah  dalam  jangka panjang.  Baik  untuk  biaya pengobatan pasien  Covid-19  yang ditanggung pemerintah, maupun  biaya  bantuan sosial  kemasyarakat kurang mampu untuk memenuhi  kebutuhan  hidup mereka. Dana pemerintah pun banyak yang tersedot  untuk menangulangi pandemi ini. Dana pemerintah  tersebut  ini pun  sebenarnya  menurut  hemat  penulis  masih kurang  untuk menanggulangi efek pagebluk Covid-19 ini.  Bayangkan saat ini saja tercatat  sudah jutaan  pekerja  terkena Pemutusan Hubungan  Kerja (PHK), dan  angka ini berpotensi untuk bertambah.  Nah  untuk membantu pemerintah   dalam  mengurangi  ketergantungan terhadap  dana APBN dan  APBD  serta dalam rangka   mengurangi   beban masyarakat  akibat covid-19 ini.  Maka dana  Zakat  adalah solusi  untuk makin  meringankan  beban  masyarakat.

Optimalisasi  Dana Zakat. 

Memasuki  akhir tahun  ini  dimana    pendemi   Covid-19 belum menunjukan tren penurunan bahkan cenderung  meningkat,   maka menjadi  momentum  untuk  bisa mengoptimalkan  dana  zakat  yang diperoleh  lembaga Zakat  (LAZ)   baik tingkat   Nasional  maupun daerah. Bersinergi dengan   Badan  Amil Zakat Nasional  (BAZNAS)  untuk  bersama-sama dengan pemerintah  meringankan  beban ekonomi   masyarakat yang terdampak  Covid-19. Sekadar  gambaran   data  dari  Zakat  Watch  menyebut  angka   19, 63  Trilyun rupiah untuk  potensi  zakat  perusahaan  BUMN saja. Sedangkan  penelitian UIN  Hidayatulah Jakarta  mencatat  angka  19, 3  Trilyun rupiah  untuk potensi  zakat  Masyarakat (Hafidhuddin, dkk, 2008). Sedangkan  potensi  untuk  zakat  fitrah  di bulan Ramadhan saja  seperti yang dilakukan  umat muslim  Jawa Timur  menurut  utak-atik hitungan   Muh. Kholid  AS (2007)  bisa  mencapai   Rp. 256, 63  Miliar.  Perkembangan terbaru menurut BAZNAS   potensi zakat nasional mencapai 230 Triliun. Nominal  itu belum di tambah  dengan  zakat maal maupun  dana-dana ibadah lainnya  tentunya akan semakin  berlipat jumlahnya. Bahkan  seorang Pakar  Ekonomi Syariah baru-baru ini  memperkirakan   potensi  dana  zakat umat  Islam   mencapai  500 Trilyun.  Maka  potensi  yang demikian  besar  dari zakat ini   banyak hal  yang bisa  dilakukan untuk memecahkan  berbagai persoalan  umat  terutama  yang berhubungan  dengan  nasib masyarakat kurang  mampu yang terdampak akibat  pendemi ini. Untuk itulah perlu   pengoptimalan dana zakat  guna  menolong masyarakat  yang secara ekonomi  kurang beruntung pada  masa sekarang ini.

Perlu  Skala Prioritas  

Dalam  kondisi normal   pemanfataan  dana  zakat  memang harus  di salurkan pada  para mustahiq  (penerima zakat)  sebagaimana  tergambar dalam  QS: At Taubah 60: Mereka adalah :  Fakir Miskin, Kelompok Amil ( petugas  zakat),  Memerdekakan budak belian, Kelompok  Ghorimin, Fisabililah,  serta ibnu Sabil (Hafidhuddin, 2002:133-138).  Oleh karena  adanya situasi  pendemi  Covid- 19 ini  menurut  hemat  penulis  perlu  Skala Prioritas dalam penyaluran  dana  zakat. Misalnya  dana zakat difokuskan  untuk  memenuhi  kebutuhan   pokok terdampak   Covid-19 seperti  kaum  buruh  yang kehilangan pekerjaan akibat  terkena PHK dari perusahaan  tempat nya bekerja. Misalnya dengan  memberi paket sembako  selama  pendemi Covid-19 ini.

 Demikian  juga para dokter dan para  tenaga medis   yang menangani  pasien covid-19  mereka juga layak  diberi prioritas  untuk  diberi bantuan dana zakat  misalnya  dengan  membelikan  baju  Alat Pelindung Diri (APD)  dengan jumlah  yang masif  dan kualitas  bagus  dari dana  zakat. Meraka  bisa digolongkan  masuk golongan  berjuang  di jalan Allah (fisabiilah). Dana zakat   yang  terkumpul   memberi manfaat yang optimal.  Lembaga Amil Zakat dan  Badan Amil  Zakat  dengan di dukung oleh umat  Islamn yang mampu secara ekonomi dan sudah  memenuhi nishabnya  untuk  segera menunaikan  kewajiban  membayar  zakat  guna  membantu  saudara-saudara  kita  yang terdampak  pendemi. Panndemi  Covid -19 saat ini merupakan    moment  dimana  kesadaran  membayar  zakat     umat Islam  untuk segera  menunaikannya agar bisa  menjadi  sarana membuka " pintu  langit"  supaya  pendemi Covid -19 di  negeri  ini segera berakhir . Aamiin.

 Untung Dwiharjo, Lulusan  Fisip Unair, Penulis  Buku Zakatku, Syukurku (Terbit 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun