Mohon tunggu...
Untoro Gendis
Untoro Gendis Mohon Tunggu... -

lulusan pesantren ratu kalinyamat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Proposal Mantan Presiden SBY

5 Juli 2015   11:10 Diperbarui: 5 Juli 2015   11:10 6966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemberantasan mafia migas selama ini mandek di meja Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Sudirman Said menteri ESDM)
Jokowi bakal dihadang jalan terjal dan tajam dihari hari kedepan. Pasalnya Jokowi tidak mau berkompromi dengan SBY yang meminta Menteri ESDM Sudirman Said supaya dicopot dari jabatanya dan digantikan oleh orang pilihan SBY.

SBY memang sudah lengser keprabon, tetapi harus diingat, jaringan dan kekuatan yang dihimpun selama sepuluh tahun menjadi Presiden haruslah diperhitungkan. Kaki tangan SBY masih bergentayangan disegala lini termasuk disamping Presiden Jokowi. Sebagai politisi penganut Machiaveli, SBY pasti sudah menyiapkan segalanya untuk terus memegang kendali kekuasaan. Machiaveli mengajarkan apapun yang mendukung kekuasaan adalah baik dan sebaliknya apapun yang tidak mendukung kekuasaan adalah buruk dan harus dimusnahkan.

SBY menganggap menteri ESDM Sudirman Said telah melakukan hal buruk yang merusak dan mengancam kemakmuran singgasana Cikeas yang selama ini dibangun dengan susah payah. Karena itu Sudirman Said harus “dilenyapkan” atas pernyataanya yang sangat mengganggu SBY.

Pertama SBY bereaksi dengan twitternya, ditindaklanjuti dengan mengutus Syarief Hasan meloby Jokowi melalui salah satu menteri strategis di kabinet kerja. SBY mempercayai menteri tersebut karena yang bersangkutan selama ini dipelihara oleh SBY, kemudian didorong masuk kabinet Kerja. Tugasnya menjadi mata mata atau agen ganda.

Melalui agen tersebut, intinya SBY meminta presiden Jokowi supaya mencopot Sudirman Said sebagai menteri ESDM untuk digantikan oleh orang kepercayaan SBY. permintaan kedua, SBY meminta supaya dirinya dan keluarganya diamankan dari kasus hukum. Kompensasinya adalah SBY dan Demokrat akan mendukung penuh Pemerintahan Jokowi. Karena itu isue reshufle mulai didengungkan.

Isue reshufle yang akhir-akhir ini terus menguat bukanlah keinginan Jokowi tetapi hembusan dari kerongkongan Cikeas yang merasa sangat terganggu dengan mulai terkuaknya praktek Mafia selama SBY berkuasa. Hebatnya SBY bisa meminjam mulut orang istana untuk menyampaikan keinginanya. Sehingga seolah olah reshufle adalah keinginan presiden Jokowi.Usut punya usut, ternyata kasus TPPI, mafia migas, pembubaran Petral telah membuat berdiri bulu kuduk gank Cikeas.


Di KPK, SBY aman. KPK sudah lama menjadi kuda troya SBY karena itu gank Cikeas tidak pernah tersentuh. Contoh sangat jelas adalah Ibas yang namanya beredar dalam BAP para saksi maupun tersangka dan disebut dalam berbagai fakta persidangan tipikor sama sekali diacuhkan oleh KPK.

Diera SBY, KPK mengalami masa kejayaan gilang gemilang. Polri adalah anak tiri dan KPK adalah anak emas. Dua kali Polri direndahkan dan dipermalukan yakni kasus Bibit, Chandra dan Irjend Djoko Susilo. Tidak mengherankan KPK menjadi sewenang wenang dan liar karena merasa diback up oleh istana SBY.

Sikap SBY yang memanjakan KPK telah melahirkan arogansi liar ditubuh KPK. Puncaknya adalah KPK dibawah komando Abraham Samad mendikte Presiden Jokowi dalam penyusunan Kabinet Kerja dan Kapolri. Samad merasa kekuasaanya diatas Presiden. Inilah puncak keberhasilan pembinaan SBY terhadap Abraham Samad cs. Boleh jadi ini adalah skenario SBY supaya tetap menjadi king maker dengan menggunakan tangan Abraham Samad dkk.

Beruntung akhirnya negara diselamatkan Presiden Jokowi yang bersikap netral. Samad dan BW ditangkap polisi karena ternyata keduanya terbukti melakukan tindakan kriminal. Lebih jauh Abraham Samad ternyata mantan pemabuk dan konsisten sebagai seorang pezina. Akibatnya secara institusi KPK sudah hancur berantakan, tercatat tiga kali kalah dalam praperadilan.

Harapan publik kini tertuju kepada Polri. Polri mulai menunjukan taringnya dengan mengungkap kasus kasus besar. Seperti korupsi di BP Migas yakni PT. TPPI, Kasus sawah Dahlan Iskan, Kasus Korupsi Deny Indrayana dan menurut Kabareskrim Komjen Budi Waseso masih ada kasus besar lainya yang akan segera diungkap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun