BANDA ACEH -Â Kasus HIV di Banda Aceh menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan setiap tahunnya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Data terbaru mengungkapkan bahwa virus ini kini banyak menyerang generasi muda yang berada pada usia produktif.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.
Menanggapi lonjakan kasus ini, Akademisi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh (FKM Unmuha), Dr. Basri Aramico, SKM. MPH menyoroti pentingnya edukasi dan pencegahan.
"Peningkatan kasus ini memang terjadi dalam kurun waktu lima tahun sampaindengan  tahun 2025. Untuk itu, diperlukan sosialisasi, edukasi, dan pengawasan pergaulan. Kita tidak boleh apatis dengan kondisi ini," ujarnya saat diwawancarai oleh Tim Humas Unmuha.
Menurut Dr. Basri, penularan HIV dapat terjadi melalui perilaku berisiko seperti pergaulan bebas, penggunaan narkotika, dan jarum suntik.
Ia menekankan pentingnya mahasiswa mendapatkan informasi melalui edukasi dan sosialisasi tentang kesehatan reproduksi dan pencegahan HIV/AIDS agar mereka bisa melakukan pencegahan sejak dini.
"Ketika mahasiswa kurang memiliki pengetahuan tentang kesehatan tubuh dan cara membangun relasi yang sehat, mereka cenderung membuat keputusan yang tidak aman," ungkapnya.
Dr. Basri juga menjelaskan bahwa masa antara terinfeksi HIV hingga kemunculan antibodi (Reaktif) yang bisa terdeteksi adalah 3 hingga 12 minggu. Banyak penderita tidak menunjukkan gejala apa pun setelah terinfeksi, namun sudah bisa menularkan virus.
Sebagai informasi, data Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh mencatat total 837 kasus HIV, terdiri dari 824 kasus HIV positif dan 13 kasus AIDS. Sebanyak 30 penderita telah meninggal dunia.
Lonjakan kasus dari tahun ke tahun terlihat jelas: 2021: 89 kasus, 2022: 105 kasus, 2023: 117 kasus, 2024: 156 kasus dan 2025 (Januari-Juli): 71 kasus (69 HIV, 2 AIDS) [Humas]