Bisnis bukan sekadar soal keuntungan, tapi juga tentang keberkahan. Itulah nilai utama yang ditanamkan oleh Program Studi Magister Manajemen dan Kewirausahaan (MMKwu) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) kepada para mahasiswanya.
Melalui mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, para mahasiswa diajak memahami konsep "Wirausaha dalam Perspektif Islam", sebuah pandangan yang menegaskan bahwa aktivitas bisnis merupakan bentuk ibadah dan jalan menuju ridha Allah SWT.
Wirausaha: Profesi Mulia Sejak Zaman Nabi
Sejak masa para nabi, wirausaha telah menjadi profesi yang mulia dan bermartabat. Nabi Adam AS dan para nabi setelahnya dikenal memiliki semangat kemandirian dan produktivitas dalam memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri adalah seorang pedagang sukses yang dikenal karena kejujuran dan integritasnya, bersama sang istri, Khadijah RA, seorang pengusaha perempuan terkemuka di Makkah.
Para sahabat Rasulullah, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Abdurrahman bin Auf, juga dikenal sebagai wirausahawan dermawan yang menggerakkan roda ekonomi Islam dan memperkuat dakwah melalui kekayaan yang mereka miliki.
Spirit tersebut diteruskan oleh KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, yang juga dikenal sebagai pengusaha batik. Beliau menggunakan hasil usahanya untuk memperjuangkan pendidikan dan kesejahteraan umat. Hal ini menjadi inspirasi kuat bagi UNIMMA untuk menanamkan semangat wirausaha berkemajuan di kalangan mahasiswa.
Motivasi Wirausaha: Dunia dan Akhirat
Dalam pandangan Islam, berwirausaha bukan hanya soal mencari nafkah, melainkan juga bentuk pengabdian spiritual. Al-Qur'an mengajarkan bahwa manusia diciptakan untuk menjadi khalifah yang memakmurkan bumi, sebagaimana firman Allah dalam QS Hud ayat 61:
"Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya."
Artinya, bisnis dan kerja keras menjadi bagian dari tugas suci untuk menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Seorang wirausahawan sejati tidak hanya mengejar profit, tetapi juga benefit, kebermanfaatan bagi sesama dan keberkahan hidup.
Nilai ini diperkuat dalam QS As-Shaff ayat 10-11, yang menggambarkan perniagaan sejati bukan semata urusan dunia, melainkan jalan keselamatan menuju akhirat.
Profit dan Benefit dalam Perspektif Islam
Perbedaan mendasar antara wirausaha religius dan non-religius terletak pada orientasi nilai.
Wirausaha non-religius berfokus pada keuntungan materi semata, sementara wirausaha religius menjadikan keberkahan dan manfaat sosial sebagai tujuan utama.