Di era digital seperti sekarang, punya ide bisnis itu mudah. Tapi menjadikan ide tersebut nyata, diminati pasar, dan mampu bertahan dalam persaingan, itu tantangan yang sesungguhnya.
Dalam salah satu perkuliahan Digital Entrepreneurship di Program Magister Manajemen dan Kewirausahaan Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), kami membahas topik menarik tentang "Business Model Development and Validation in Digital Entrepreneurship."
Materi yang disampaikan oleh Dr. Barkah Susanto, S.E., M.Sc., Ak. ini membuka wawasan kami bahwa ketidakpastian adalah bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis digital. Karena itu, seorang entrepreneur harus punya strategi untuk menguji ide bisnisnya sebelum benar-benar dilepas ke pasar.
Agile dan Lean Startup: Lincah dalam Ketidakpastian
Dr. Barkah memperkenalkan dua pendekatan penting: Agile Method dan Lean Startup. Keduanya mengajarkan bahwa pengusaha harus fleksibel dan responsif terhadap perubahan.
Dengan metode Lean Startup, misalnya, ide bisnis diuji melalui Minimum Viable Product (MVP), versi paling sederhana dari produk yang bisa langsung dihadapkan ke pengguna. Dari sini, pengusaha belajar cepat dari umpan balik nyata, bukan sekadar asumsi.
Pendekatan ini membuat saya menyadari bahwa dalam bisnis digital, kegagalan kecil di awal jauh lebih baik daripada kegagalan besar di akhir.
Venture Pyramid: Tangga Bertahap Menuju Bisnis yang Kuat
Bagian yang paling menarik dari kuliah ini adalah pembahasan tentang Venture Pyramid, sebuah kerangka yang membantu pengusaha menilai dan memvalidasi ide mereka secara bertahap.
Dr. Barkah menjelaskan bahwa membangun bisnis digital ibarat mendaki tangga: kita tidak bisa langsung melompat ke puncak tanpa melewati tahap-tahap penting di bawahnya.
Empat lapisan utama dalam venture pyramid antara lain: