Matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan bagi banyak siswa sekolah dasar. Rendahnya capaian literasi numerasi di Indonesia menjadi salah satu bukti bahwa mata pelajaran ini masih menjadi tantangan besar. Fenomena serupa juga ditemui di SD Muhammadiyah 2 Alternatif (Mutual 2) Kota Magelang. Hasil observasi menunjukkan hanya sekitar separuh siswa kelas III yang mampu mencapai nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Tak heran, minat belajar matematika pun rendah dibandingkan pelajaran lain.
Melihat kenyataan itu, Tuhu Setyono, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), tergerak untuk melakukan penelitian dengan tajuk "Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Mobile Pocketbook dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika".
Dari Metode Konvensional ke Inovasi Digital
Selama ini, guru kelas III SD Mutual 2 lebih banyak menggunakan metode pembelajaran konvensional, sehingga siswa cenderung pasif. Media belajar pun terbatas pada buku paket dan LKS. Upaya menghadirkan video pembelajaran sempat dilakukan, namun belum mampu memberikan hasil signifikan.
Berangkat dari kondisi tersebut, Tuhu mencoba pendekatan Problem Based Learning (PBL) yang dipadukan dengan mobile pocketbook. Media ini berupa buku saku digital berbasis ponsel, berisi ringkasan materi, peta konsep, contoh soal, latihan, hingga evaluasi. Keunggulannya, siswa bisa mengakses materi kapan saja dan di mana saja, sehingga kemandirian belajar pun dapat tumbuh.
Hasil yang Menggembirakan
Dalam penelitiannya, Tuhu menggunakan desain pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan hasil belajar. Hasilnya cukup mencolok: rata-rata nilai siswa meningkat dari 48,1 menjadi 83,3 setelah penerapan PBL dengan bantuan mobile pocketbook.
Tak hanya dari sisi nilai, perubahan juga terlihat pada sikap siswa. Mereka lebih aktif berdiskusi, antusias menyelesaikan soal, dan lebih mudah memahami konsep pecahan sederhana berkat tampilan visual interaktif dalam mobile pocketbook.
Dampak bagi Guru dan Dunia Pendidikan
Penelitian ini memberi pesan penting bagi para guru: inovasi sederhana dengan memanfaatkan teknologi yang dekat dengan keseharian siswa dapat membawa dampak besar. Guru tidak lagi sekadar penyampai informasi, melainkan fasilitator yang membimbing siswa menemukan solusi melalui pengalaman belajar yang nyata.
Temuan Tuhu Setyono membuktikan bahwa Problem Based Learning (PBL) berbantuan mobile pocketbook mampu meningkatkan hasil belajar matematika secara signifikan. Lebih dari sekadar menaikkan nilai, inovasi ini juga mengubah cara pandang siswa terhadap matematika, dari yang semula menakutkan, menjadi pelajaran yang menyenangkan, interaktif, dan bermakna.
Selain itu, inovasi ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4, yaitu "Quality Education" atau pendidikan berkualitas. Dengan memberikan akses belajar yang lebih efektif dan menyenangkan, metode ini mendukung pemerataan kualitas pendidikan dasar, mendorong kemandirian belajar siswa, dan menyiapkan generasi muda yang kritis serta kreatif. (Ening Widi)
lib.unimma.ac.id
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI