Tak ada yang berani bersuara. Semua mata tertuju pada calon pengantin perempuan yang masih tertegun. Ia duduk mematung. Bahkan matanya tak berkedip.
Selang beberapa menit kemudian, calon pengantin wanita yang dapat dipastikan pernikahannya tertunda ini berdiri dengan tegap. Sebuah senyum manis dipersembahkannya pada orang-orang yang ada dihadapannya.
"Ternyata dia bukan jodohku."Â
Ucapnya dengan tenang. Perlahan ia meninggalkan ruangan yang hampir saja menjadi saksi momentum bersejarah dalam hidupnya. Tak ada yang berani menanggapi kalimatnya itu. Walau itu diucapkannya dengan tenang dan tanpa air mata.
Tak ada adegan teriak-teriak ataupun meratap pilu. Tak ada yang histeris dan pingsan menyikapi peristiwa miris ini.Â
Setelah kejadian tersebut, wanita yang pernikahannya tertunda ini menjalani aktivitas seperti biasa. Tak terlihat beban berat bergelayut di wajahnya. Tampak betul kepiawaiannya dalam menata hati. Hingga matanya mampu menyembunyikan duka yang mendera.
Sebulan kemudian sebuah undangan pernikahan mendarat di tangannya. Senyumannya mengembang membaca lembaran undangan tersebut. Tertera jelas nama sahabat dekatnya pada undangan itu.
Hal tak terduga juga terlihat pada kertas undangan itu. Nama pria yang dengan sadisnya membatalkan pernikahan dengannya beberapa waktu lalu terlihat bersanding dengan nama sahabatnya pada kertas undangan dalam genggamannya.
Menurut pembaca, apa yang akan dilakukan oleh wanita istimewa ini?
Ya, beliau menghadiri undangan dengan senyuman sumringah. Pengantin baru yang sedang bersanding salah tingkah melihat kehadiran orang yang telah mereka khianati dengan keji.