Mohon tunggu...
Andini Hanifah Febriyana
Andini Hanifah Febriyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kimia for life

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Proses GAC (Granular Active Carbon) dalam Produksi MSG PT Daesang Ingredients Indonesia

19 Juni 2023   11:44 Diperbarui: 19 Juni 2023   11:48 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Pemberian Materi Induksi K3/Dokpri

PT Daesang Ingredients Indonesia adalah salah satu perusahaan penanaman modal asing (PMA) dari Korea Selatan yang telah berdiri sejak tahun 1973 dan berlokasi di Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. PT Daesang Ingredients Indonesia sendiri merupakan anak perusahaan dari Daesang Corporation, salah satu perusahaan fermentasi di dunia, yang berlokasi di Korea Selatan. Dengan merek dagang unggulan seperti BIO Miwon, Miwon Plus, dan Indorasa.

Pada kesempatan kali ini, kami sebagai mahasiswa Universitas Negeri Surabaya jurusan kimia berkesempatan melaksanakan program PKL di PT Daesang Ingredients Indonesia selama 4 bulan (April -- Juli). Untuk waktu kerja mahasiswa PKL sama seperti karyawan non-shift di perusahaan tersebut yaitu pukul 08.00 -- 17.00 WIB setiap hari Senin -- Jumat.

Sebelum pelaksanaan PKL (Praktik Kerja Lapangan), mahasiswa PKL terlebih dahulu diberi pengarahan mengenai Induksi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Pada materi kali ini membahas mengenai pentingnya K3 dalam industri dan penerapannya. Tidak hanya karyawan, mahasiswa PKL juga wajib mengenakan APD lengkap saat di dalam perusahaan. Sebagai contoh safety helm, sepatu, dan lain-lain. Dengan demikian dapat mengurangi risiko kecelakaan di tempat kerja.

Selama melaksanakan program PKL di perusahaan ini, kami mendapatkan berbagai pengetahuan mengenai monosodium glutamat (MSG). Proses produksi MSG pada perusahaan ini melalui 4 plant, diantaranya plant fermentasi, recovery, refinery, dan packing. Pada plant refinery sendiri terdapat proses GAC (Granular Active Carbon). GAC merupakan karbon aktif yang memiliki bentuk tidak beraturan dengan ukuran partikel 0,2 hingga 5 mm. Dalam proses produksi di perusahaan ini, GAC berfungsi sebagai penjernih cairan CHE (Crystal High Exchanger) hasil decolorosisasi untuk menghasilkan cairan GAC. Proses GAC ini menggunakan prinsip adsorbsi. Adsorbsi adalah peristiwa menempelnya atom atau molekul suatu zat pada permukaan zat lain akibat ketidakseimbangan gaya pada permukaan. Dengan demikian molekul yang tidak seimbang ini akan terus terjadi gaya tarik menarik (Van Der Waals) hingga terjadi keseimbangan antar molekul. Dalam proses adsorbsi ada yang berperan sebagai adsorban (zat pengadsorpsi) dan adsorbat (zat teradsobsi). Karbon aktif ini berperan sebagai adsorban, sedangkan CHE berperan sebagai adsorbat. Dengan demikian pada proses adsorbsi di perusahaan ini, menghasilkan cairan GAC yang memiliki kejernihan (%T) lebih tinggi dan nantinya kristal MSG yang dihasilkan akan lebih baik kualitasnya.

Gambar 2. GAC (Granular Active Carbon)/Dokpri
Gambar 2. GAC (Granular Active Carbon)/Dokpri

Sebelum GAC digunakan pada proses adsorbsi, GAC harus diaktivasi kembali dengan cara pembakaran di dalam furnace pada suhu tinggi. Gas buang hasil pembakaran tersebut, akan diolah terlebih dahulu menggunakan scrubber. Dengan demikian gas yang dibuang ke udara pada perusahaan ini tidak terlalu pekat dan akan tetap memenuhi baku mutu. Setelah itu, GAC didinginkan di dalam Quench Tank. Dan GAC siap digunakan kembali untuk proses adsorpsi.

Selain mempelajari proses pembuatan MSG, berbagai analisis untuk pengembangan mutu produk juga kami ikuti. Salah satunya analisis CP1 dengan raw sugar. CP1 merupakan hasil samping GA1 (Glutamic Acid) yang berupa cairan.  CP1 ini dimanfaatkan sebagai produk pakan ternak. Untuk mendapatkan pakan ternak yang memiliki kualitas bagus, maka nilai brix (kadar gula) CP1 harus tinggi dan tidak ada sludge (sludge sedikit). 

Oleh karena itu pada analisis ini digunakan raw sugar dengan kadar tertentu untuk menghasilkan nilai brix (kadar gula) CP1 tinggi dan tidak ada sludge (sludge sedikit). Untuk mendapatkan nilai brix, dapat menggunakan refraktometer. Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya sludge dapat menggunakan alat centrifuge.

Gambar 3. Refraktometer/Dokpri
Gambar 3. Refraktometer/Dokpri

Berbagai analisis pengembangan produk kami lakukan di laboratorium proses. Selain pengembangan produk, kami juga bertugas ikut serta dalam mengendalikan mutu produk. Dengan demikian produk akan terus berkembang dan terdapat perubahan positif untuk berkontribusi dalam kelanjutan industri di masa depan yang lebih baik lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun