Mohon tunggu...
Undito Rahmad
Undito Rahmad Mohon Tunggu... Program Manager -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rehabilitasi Narkoba dan Permasalahannya

16 Januari 2018   12:09 Diperbarui: 16 Januari 2018   12:16 2393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sejauh ini melihat peredaran narkotika khususnya di Indonesia sangat mengkhawatirkan sekali seperti jdul diatas rehabilitasi narkoba dan permasalahannya yang analoginya terlihat jelas diatas namun jauh lebih besar yang tidak terlihat, pernah saya berjumpa dengan satu anak yang saya kira hanya sebagai pendamping keluarga disalah satu institusi namun nyatanya dialah sebagai korban narkotika dan anak itu berumur kurang lebih 12 tahun.

Ternyata anak tersebut sudah keluar masuk panti rehabilitasi sebanyak 3 kali. Sebenarnya masih banyak kisah --kisah mengenai dunia adiksi ini begitu saya menyebutnya, sedikit cerita pada dasarnya saya adalah mantan pecandu narkoba yang sudah pulih kurang lebih  15 tahun.

Kenapa saya bilang pulih karena jika seseorang yang sudah kecanduan narkotika tidak bisa lagi dikatakan sebagai "sembuh" mereka hanya "pulih" karena bagaimanapun mereka mempertahankan pemulihannya suatu saat akan kambuh namun kita tidak tahu pasti kapan mereka akan "kambuh" selama si pecandu bisa mempertahankan pemulihannya mereka akan "aman". Bagaimana mereka bisa mempertahankan pemulihannya saya rasa sudah banyak teman-teman pembaca mengetahui caranya dan tipsnya.

Singkat cerita saya akan berbagi mengenai situasi ini,kebetulan sekali saya saat ini saya bekerja disalah satu rehabilitasi narkoba swasta di Sumatera Utara khususnya Medan yang sebenarnya aslinya saya kelahiran Jakarta. Pertanyaan yang mendasar dan selalu akan muncul dibenak kita " kenapa ya narkoba tidak bisa diberantas sampai ke akar-akarnya?" atau "anak saya sudah keluar masuk rehabilitasi narkoba tapi kok kambuh lagi ya?". 

Saya punya sedikit analisa mengenai hal ini dan ini masih jadi pendapat saya secara pribadi yang pernah menjalani juga proses rehabilitasi selama 6 bulan, ingat ini adalah penyakit ketergantungan pada suatu waktu jika narkoba sudah masuk ke dalam tubuh akan terjadi toleransi didalam tubuh dan mereka akan menyesuaikan diri didalam diri kita sederhananya penggunaan narkoba pertama kali bagi siapapun sama seperti kita sebagai anak muda jatuh cinta pada pandangan pertama

kita tidak akan pernah lupa mantan kekasih kita yang pertama bahkan tempat janjian untuk jalan berdua bersama sang kekasih pertama kali kita juga tidak akan pernah lupa,begitu juga pada saat kita pertama kali menggunakan narkoba. Sama persis bukan!kira-kira begitu analogi sederhananya.

Pertama kali teman-teman yang harus disadari bahwa tempat rehabilitasi bukan untuk orang "sembuh" ,ingat sekali lagi tetapi bagaimana tempat itu sebagai wadah yang aman, nyaman untuk menjalankan pemulihannya  bagi seseorang yang ketergantungan, serta satu hal lagi adalah tempat untuk seseorang mau mengakui bahwa dirinya sedang dan punya masalah kecanduan narkoba dan yang terakhir adalah menyadarkan bahwa memang mereka bermasalah dengan kecanduannya. 

Sebenarnya sesederhana itu, jika esensi kedua hal tersebut sudah mampu kita pahami saya yakin perjalanan kita dalam menjalankan pemulihan ketergantungan akan lebih mudah terlepas modalitas atau program yang dilaksanakan pada masing-masing tempat rehabilitasi. Karena untuk mengakui, menyadarkan bahwa dirinya bermasalah akan sangat sulit sekali bahkan cenderung adanya penolakan terhadap dirinya.

Bagaimana seseorang bisa merawat pemulihannya selain modal yang didapat dalam rehabilitasi, mereka juga harus punya niat,kemauan dan usaha untuk pulih. Tidak ada satu rehabilitasi yang bisa menjamin seseorang untuk terus berhenti,jika itu terjadi beritahukan kepada mereka untuk tetap datang kembali ke komunitas yang sehatdan aman serta rehabilitasi yang menyediakan tempat aman serta nyaman bagi pecandunya.

Program rehabilitasi juga harus berjalan komprehensif yaitu tidak hanya pecandunya saja diberikan pemahaman mengenai dunia narkoba tetapi segenap pihak terdekat maupun keluarga,istri,saudara juga perlu dan berhak tahu mengenai komunikasi,informasi serta edukasi mengenai dunia narkoba ini,kebanyakan dari keluarga seakan menitipkan anaknya direhabilitasi ibarat sebuah mobil didalam sebuah bengkel.

jadi seolah -- seolah jika mobil dimasukkan ke dalam bengkel urusan akan selesai tetapi tidak sesederhana itu,oleh sebab itu komunikasi,informasi dan edukasi terhadap orang tua mengenai dunia narkoba juga penting sehingga bisa meminimalisir permasalahan dan gesekan pecandu dan orangtua sehingga program menjadi komprehensif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun