Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keluarga sebagai Penggerak Awal Semesta dalam Dunia Pendidikan

29 Mei 2016   00:43 Diperbarui: 29 Mei 2016   20:22 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok. Pribadi || Bereksplorasi
Dok. Pribadi || Bereksplorasi
Keindahan jiwa dan akal tidak dapat dilihat jika fisik hanya diam. Tugas fisik adalah mengaktualkan apa yang dirasakan didalam jiwa dan yang dipikirkan oleh akal. Pembinaan fisik pada masyarakat tentunya menjadi hal penting, sebagai pelengkap pendidikan. Masyarakat harus siap ditempa supaya menjadi masyarakat yang unggul dan ideal, sehingga dapat menjadi teladan bagi masyarakat muslim lainnya, bukan hanya dalam satu lingkungan.

Salah satu tujuan pengajaran dan pendidikan adalah membangun kepribadian manusia. Diantara yang lain, aspek spiritual adalah pengembangan yang jarang diperhatikan dalam sistem pendidikan di Indonesia sekarang. Para pemangku kebijakan hanya berorientasi pada prestasi dan pencapaian anak didik, tapi lupa menelaah dan memperhatikan pengembangan spiritual. Pada kenyataannya, anak-anak didik hanya dipacu untuk melaksanakan hak dan kewajiban untuk menunjang pendidikan serta untuk mencapai jenjang-jenjang yang lebih tinggi, sementara hak ruhaninya terabaikan.

Ruh merupakan poros bagi seluruh aktifitas manusia, karena ruh akan saling terkait dan terhubung dengan segala sesuatu diluar diri manusia. Dalam pengembangan spiritual, ruh dididik untuk senantiasa mengingat kepada Sang maha Pencipta, untuk itulah ruh bertugas untuk mengawasi akal dan anggota tubuh dalam menjalankan tugas masing-masing. Pendidikan dan pengembangan spiritual (ruhani) dalam Islam diatur sedemikian tertib dan rasional, sebab hal ini yang menjadi fokus utama dalam sistem pendidikan yang harus dijaga dan dikembangkan. Dan belum ditemukan sistem pendidikan yang seperti ini di dunia Barat. Islam juga menekankan pada ketinggian nilai jiwa dan ruhani manusia, serta menjaga kemuliaannya dari hal-hal yang bisa merusak kemurnian jiwa itu.

Dok. Pribadi || Pemuda dan Pemudi sedang Melantunkan Ayat-Ayat Suci Al-Qur'an pada Suatu Acara
Dok. Pribadi || Pemuda dan Pemudi sedang Melantunkan Ayat-Ayat Suci Al-Qur'an pada Suatu Acara
Bersumber dari kemurnian jiwa dan ruhani, maka manusia akan mengaktualkan potensi tersebut dengan budi pekerti yang baik. Seseorang yang berakhlak baik akan mampu menghalau segala macam bentuk pengaruh negatif, karena alat pengawasnya adalah kemurnian jiwa. Jika dalam pandangan Islam, akhlak digunakan sebagai alat untuk mendidik manusia agar sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Tidak ada perbedaan yag mendasar tentang standar akhlak mulia atau tingkah-laku yang baik terhadapa sesama, karena saya percaya bahwa semua ajaran agam mengajarkan kebaikan dan kebajikan kepada pemeluknya. Diantara yang mengerjakan hal-hal kebaikan tersebut, mereka lah yang disebut sebagai manusia yang taat dan beriman.

Manusia diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan, keduanya disebut sebagai potensi. Jadi manusia memiliki dua poros potensi, yaitu yang berupa hal-hal yang membuatnya lemah dan hal-hal yang membuatnya merasa cukup bermanfaat untuk berbagi pengetahuan kepada sesamanya. Saat anak-anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya, hal ini dapat melatih potensi-potensi tersebut dalam dirinya, ia akan dididik dan diajar oleh alam. Disadari atau tidak, anak-anak yang mendapat pendidikan dan pelajaran dari alam (baca: lingkungan) akan menjadikan dirinya sebagai manusia yang arif, memahami nilai-nilai kehidupan dengan sangat baik.

Manusia merupakan cerminan akhlaknya, dalam beberapa keadaan akhlak diidentikkan dengan  moral, tingkah-laku, sikap, atau etika. Dalam pengembangan spritual harus diperhatikan juga etika terhadap Sang Pencipta, setiap  insan memiliki fitrah tauhid, yakni mengEsakan Dzat Allah, dan mengakui bahwa Muhammad adalah utusan-Nya. Spiritualitas tidak akan berarti sama sekali tanpa ada sikap ketundukan dan kepatuhan terhadap Sang Pencipta alam semesta dan segala isinya. Dzat Maha Tinggi yang telah memberikan manusia beragam macam potensi untuk diaktualkan sehingga dapat membawa manfaat bagi diri dan lingkungannya. 


Dok. Pribadi || Generasi Muda Yang Bersosialisasi akan Mudah Menghadapi dan Memecahkan Masalah
Dok. Pribadi || Generasi Muda Yang Bersosialisasi akan Mudah Menghadapi dan Memecahkan Masalah
Oleh karena itu, keluarga sebagai tempat awal untuk menggerakkan semesta dalam menciptakan miliu pendidikan yang ideal dan humanis. Banyak sekarang fenomena-fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai yang mendidik. Para orangtua diharapkan menyadari bahwa kewajiban untuk mendidik dan mengajar bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab para guru di sekolah. Orangtua lah yang bisa mengarahkan anak-anak untuk mengeluarkan potensi terbaik mereka, orangtua memberikan kepercayaan kepada anak-anak untuk memilih minatnya masing-masing. Biarkan pula mereka mengerjakan apapun yang mereka sukai.

Adanya kerjasama yang baik, terutama dalam hal komunikasi antara anggota keluarga dan lebih khusus orangtua, masyarakat serta para pendidik akan memudahkan pekerjaan rumah bangsa Indonesia, pemerintah akan sangat terbantu karena masyarakat begitu peduli dan menyadari bahwa kemajuan pendidikan di Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama, bergotong-royong demi menciptakan dunia pendidikan yang ideal, sesuai dengan cita-cita para pendiri negara ini.

Anak-anak Indonesia selalu menjadi harapan bangsa, mereka diharapkan sekali untuk menjadi pribadi yang memiliki jiwa cinta tanah air, agama, dan bangsa. Sosok yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga mereka dapat mengejewantahkan nila-nilai kearifan antar sesama. Indonesia akan menjadi lebih indah bila anak-anak yang lahir, tumbuh dan berkembang mendapat perhatian khusus dari seluruh pihak. Anak-anak dapat menjalani kehidupan di rumahnya sendiri dengan nyaman dan tenteram. Masa depan yang cerah telah disiapkan untuk mereka, sekarang marilah kita saling membantu untuk mewujudkannya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun