Lalu, ia menjelaskan bahwa ada beberapa proses kontaminasi tersebut, seperti:
- Â Dilepaskan ke Lingkungan Perairan
- Limbah cair dari fasilitas nuklir, kebocoran reaktor (misal: Fukushima), atau deposisi hujan radioaktif membawa Cs-137 ke laut, sungai, atau tambak.
- Cs-137 larut dalam air laut dan terserap oleh partikel sedimen.
- Â Penyerapan oleh Fitoplankton dan Mikroorganisme
- Fitoplankton dan mikroalga menyerap Cs-137 dari air, karena cesium meniru ion kalium yang mereka butuhkan untuk metabolisme.
- Â Bioakumulasi
- Zooplankton, cacing dasar, atau detritus memakan fitoplankton yang sudah terkontaminasi.
- Udang (organisme bentik atau pemakan detritus) kemudian mengkonsumsi organisme kecil itu Cs-137 menumpuk di jaringan tubuhnya.
- Â Biomagnifikasi (rantai makanan)
- Ketika ikan atau manusia memakan udang tersebut, radionuklida Cs-137 dapat berpindah dan terakumulasi di tubuh konsumen berikutnya.
Dampak terhadap Kesehatan Manusia
Lebih lanjut, Dr Hudi menjelaskan bahwa ada beberapa dampak jangka pendek maupun jangka panjang bisa manusia mengkonsumsi pangan laut yang mengandung Cs-137.
"Cs-137 dapat menyebar ke seluruh tubuh, terutama di otot dan jaringan lunak, karena perilakunya mirip kalium," ujar Dr Hudi.
Sedangkan radiasi beta dan gamma dari Cs-137, imbuhnya, dapat menyebabkan kerusakan DNA dan sel yang bisa bermutasi dan menyebabkan kanker.
"Manusia juga bisa mengalami gangguan fungsi saraf dan jantung jika terkena paparan tinggi. Hal itu bisa menyebabkan risiko kanker tiroid, hati, atau darah bila terpapar kronis," tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa dampak jangka pendek akibat radiasi ini lebih bersifat gejala fisik akut. Sementara efek jangka panjang lebih ke kanker dan mutasi genetik.
Lihat juga: Alat Pasteurisasi Susu, Inovasi Dosen dan Mahasiswa Umsida Bantu Mudahkan Peternak
"Anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan kekebalan lemah adalah kelompok paling rentan," tutupnya.
Sumber: Dr Lukman Hudi STP MMTÂ
Penulis: Romadhona S.