Setiap pagi, dimulai usai subuh, ia berlatih di GOR dengan sesi jogging, interval training, latihan kardio, dan peningkatan stamina.
Sore harinya diisi dengan latihan teknik, gym, penguatan otot, serta ketepatan tendangan.
"Latihan saya lakukan rutin dari Selasa sampai Jumat. Untuk Sabtu sampai Senin saya gunakan untuk rest dan recovery," jelasnya.
Tak hanya itu, Jovan juga menambahkan latihan malam di klub taekwondo (Dojang), tempatnya bergabung.
Di tengah padatnya jadwal latihan, Jovan tetap mengutamakan akademik. Ia mampu membagi waktu antara kuliah dan latihan dengan efektif.
"Pagi saya fokus latihan, lalu kuliah, biasanya selesai jam 12 atau 1 siang. Setelah itu saya kerjakan tugas atau kerja kelompok, malamnya saya latihan di dojang," ungkapnya.
Menurut Jovan, kunci keberhasilannya bukan hanya pada fisik dan teknik, tapi juga dukungan mental.
Ia menyebutkan dukungan pelatih, keluarga, saudara, serta doa dari kaprodi dan dosen sangat berarti. Namun yang paling penting, menurutnya, adalah semangat dari dalam diri.
"Yang paling penting adalah diri saya sendiri. Saya harus bisa terus memotivasi diri, apalagi saat kondisi fisik dan mental sedang turun," katanya mantap.
Impian Nasional dan Harapan Keluarga
Meski sudah mengukir prestasi membanggakan, Jovan tak lantas berpuas diri. Ia berharap bisa melangkah ke ajang yang lebih tinggi, yaitu mewakili Jawa Timur di Pekan Olahraga Nasional (PON).
"Biasanya setelah Porprov akan ada pemanggilan seleksi dari KONI Jatim. Saya berharap bisa lolos ke tahap itu," harapnya.