Harga beras selama dua bulan terakhir menuai kejanggalan. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman karena harga gabah di tingkat petani dan penggilingan menurun, namun harga jual kepada konsumen justru meningkat.
Lihat juga: Ajak Melek Literasi Keamanan Pangan, Warek 1 Umsida Andil di Pendampingan PSAT
Kejanggalan tersebut ternyata disebabkan oleh beredarnya beras oplosan di pasaran
Dosen Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Tekpang Umsida), Rima Azara STP MP turut menyayangkan kejadian ini.
Apalagi telah ditemukan sebanyak 212 merek beras yang dioplos atau sekitar 85% beras yang beredar di pasaran dioplos.
Hal ini, tambahnya, sangat merugikan konsumen, karena konsumen mendapatkan kualitas beras yang tidak setara dengan harga yang dibeli.Â
"Konsumen pastinya merasa sangat dibohongi dan tentu saja sangat kecewa. Mereka sudah menyisihkan uang untuk membeli beras premium tapi beras yang didapat bukan beras premium, tapi dicampur dengan beras kualitas di bawahnya," terang Rima.
Perbedaan Beras Oplosan dengan yang Asli
Lebih lanjut, Rima menjelaskan tentang perbedaan oplosan dengan yang asli.
Menurutnyam, perbedaan yang bisa dilihat antara beras asli dengan beras oplosan adalah dari aroma, warna, dan ukurannya.Â
- Aroma beras yang dioplos bisa jadi mempunyai aroma atau bau yang apek
- Warna beras asli cenderung seragam putih, sedangkan beras yang dioplos warnanya tidak seragam, yaitu terdapat beras dengan warna lebih kuning kecoklatan.Â
- Beras asli memiliki ukuran yang sama. Sedangkan kalau beras yang dioplos ukurannya beraneka ragam padahal dari satu wadah yang sama.
- Sering ditemukan kutu pada beras yang oplosan
Efek Samping Mengkonsumsi Beras Oplosan
Menurut Lebih lanjut, dosen yang menamatkan pendidikan S2 di Teknologi Hasil Pertanian Universitas itu mengatakan bahwa sudah pasti ada efek samping dari konsumsi beras yang berasal dari beras afkiran.Â