Mohon tunggu...
Umi Lestari
Umi Lestari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kesasar Ketika Harus Birrul Walidain

25 Februari 2024   14:40 Diperbarui: 25 Februari 2024   17:52 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana sawah (www.sudutpandang.net)

Hari Ahad, saat kami libur dari aktifitas kerja. Bila tidak ada agenda keluar, kami asyik mengerjakan pekerjaan dan membersihkan rumah. Just stay at home.

Namun hari ini ternyata ada beberapa undangan yang bersamaan.  Undangan kegiatan keagamaan, harus mengantar ibu yang hari ini ada kegiatan reuni dengan teman-teman haji, undangan arisan keluarga, dan menghadiri rapat lainnya. Keempat agenda itu hampir bersamaan waktunya, jadi kami harus membagi mana saja yang saya dan suami hadiri.

Atas kesepakatan dengan suami, deal, saya tugas mengantar ibu ke acara reuni.  Dulu ibu selalu dengan bapak saat beliau masih ada. Namun sejak bapak meninggal, kami anak-anaknya secara bergantian mengantarkan ibu. Ini salah satu bentuk birrul walidain kami kepada orang tua.

Birrul walidain adalah wajib hukumnya bagi kaum muslimin, baik orang tua yang juga muslim ataupun non muslim. Ini merupakan perintah Allah dan Rasulullah. Birrul walidain adalah etika dalam islam yang menunjukkan tindakan berbakti dan berbuat baik kepada orang tua.

Setiap anak harus berbakti dan taat kepada orang tua. Anak juga harus menyenangkan orang tua. Selagi orang tua masih hidup, kesempatan untuk berbakti dan menyenangkan orang tua masih terbuka lebar. Tetapi bila orang tua sudah meninggal, baktinya anak tidak terputus. Anak bisa mendoakan orang tua dan berbuat baik atau bersedekah untuk orang tua.

Sebenarnya saya ragu untuk mengantar ibu. Alasan utamanya karena saya belum tahu lokasinya. Hanya diberi alamat desanya. Nama desa tersebut masih asing bagi saya. Tapi, bismillah saya siap mengantar ibu untuk menghadiri reuni. Demi menyenangkan ibu bertemu teman-temannya.

Kegiatan reuni haji ini sudah berjalan selama puluhan tahun. Diadakan setiap 3 bulan sekali sejak mereka pulang haji pada tahun 2006. Anggotanya banyak yang sudah meninggal. Hampir semua anggotanya sudah sepuh-sepuh, namun masih semangat untuk menghadiri reuni tersebut. Mereka sangat senang bertemu dengan rekan-rekannya saat melaksanakan rukun islam yang kelima.

Menjelang berangkat, saya mendapat informasi kejelasan lokasi tuan rumah kegiatan reuni tersebut. Setelah lampu merah kedua, kami harus belok kanan ke arah lapangan Mojopurno. Jalan lurus sampai menemuan gedung NU Center. Disebelah selatan gedung tersebut belok kiri. Mantaplah saya berangkat mengantar ibu.

Saya bawa mobil yang biasa saya pakai. Kami melewati jalanan yang biasa saya lalui ketika berangkat dan pulang sekolah. Intinya sudah hafal dengan jalurnya.

Sampailah di lampu merah kedua. Saya bersiap-siap belok kanan, namun jalanan masih ramai. Tiba-tiba,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun