Mohon tunggu...
Sri Widiyastuti
Sri Widiyastuti Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga, Content Writer dan Penulis Buku Bacaan Anak

Kata menunjukan rasa https://www.sriwidiyastuti.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena Amanda Todd dan Kebiasaan Membuli Pada Remaja

11 Juli 2017   19:58 Diperbarui: 12 Juli 2017   02:29 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena Amanda Todd dan Kebiasaan Membuli Pada Remaja (shebecame.org)

Beberapa waktu lalu netizen dihebohkan dengan tayangan video seorang remaja putri bernama Afi yang dinilai meniru seorang remaja asal Kanada, Amanda Todd. Afi mengunggah videonya di youtube sebagai protes pada netizen yang membulinya. Sementara Amanda Todd, remaja yang ditiru kata-katanya adalah remaja yang dibully sebab photo toplesnya disebarkan oleh orang yang dikenalnya di sosmed dan telah memerasnya dengan tanpa hati nurani. Masyarakat disekitarnya tanpa belas kasihan telah membulinya tanpa mau tahu mengapa dia berbuat demikian.

Berbeda dengan Afi, yang dibuli sebab memplagiat tulisan orang lain, kasus pembulian pada Amanda Todd terasa lebih kejam dan tanpa perikemanusiaan. Hingga akhirnya remaja berusia 15 tahun itu pun mengakhiri hidupnya dengan tragis.

Meski tak sama persis kasus mereka berdua, saya sangat prihatin dengan fenomena yang terjadi akhir akhir ini.

Bullying adalah tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan.

Saya sebagai ibu dari 6 orang anak tentu saja khawatir dengan fenomena ini. Apalagi dua dari 6 orang anak saya sudah beranjak remaja.

Khawatir mereka menjadi korban pembulian atau justru mereka yang membuli. Saya sebagai orang tua tentu juga sama perasaannya dengan orang tua Afi dan Amanda, akan merasa sedih ketika mengetahui anak menjadi korban pembulian.

Untuk mengetahui anak anak menjadi korban pembulian atau tidak, saya berusaha dekat dengan mereka. Menyertai aktifitas mereka dan mendengarkan apa saja cerita mereka. Terkadang ketika mereka sedang berada di luar atau hangout bersama kawan kawannya, saya kerap menelpon mereka. Atau minimal whatsapp. Kebetulan kartu telpon yang kami pakai sama, memakai XL, jadi nelpon kapan saja bebas hambatan.

Saya juga memantau akun sosmed mereka dan berteman dengan teman teman mereka. Baik di dunia maya maupun dunia nyata. 

Sedih rasanya jika mereka harus kena bully atau dibully. Karena pembulian akan berdampak serius bagi psikologi si anak baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Biasanya anak yang kena bully akan menjadi anak yang tertutup dan pemarah. Bisa jadi akan terus menyimpan dendam hingga bila bila masa. 

Semoga tidak ada lagi kasus kasus pembulian pada remaja dan anak anak. Sehingga anak anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Baik kecerdasan kognitifnya, kecerdasan emosionalnya juga kecerdasan intrapersonalnya. Tumbuh sehat lahir dan batin. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun