Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Buka yang Manis-manis

14 April 2023   13:45 Diperbarui: 14 April 2023   13:52 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurma dan Air Naqi. Dokpri

Hari ini hari ke 22 bulan Ramadan. Pagi-pagi Ma'e sudah memutar otak memikirkan menu untuk  berbuka puasa keluarganya. "Enaknya buka dengan apa ya nanti?" Pikir Ma'e sambil melihat isi dompetnya yang sudah menipis.  Ma'e sendiri sudah terbiasa berbuka dengan air putih, tetapi bagaimana dengan anak-anak? Pasti ada yang protes. Masa buka dengan air putih? Sebab di pondoknya ia selalu berbuka dengan yang manis-manis dan segar-segar seperti  es buah atau jus buah plus kurma.

Ma'e melihat isi dompetnya sekali lagi. Setelah menghitungnya dengan teliti uangnya ternyata hanya cukup untuk membeli bahan untuk sayur. "Maafkan ummi, Sayang. Ummi belum mampu membuatkan es buah untukmu. Semoga nanti engkau bisa berbuka dengan es buah. Aamiiin Yaa Robbal'alamin!" Seru Ma'e dalam hati.

Sekian jam berlalu. Sore hari usai salat Ashar, dzikir petang dan tilawah,  Ma'e mengeluarkan bahan mentah dari kulkas. Ada wortel, kembang kol, sawi putih dan bakso. Ma'e menaruh bahan-bahan tersebut di ruang tengah. Ma'e berencana memasak cap cay, masakan  kesukaan Putera Ma'e yang mondok.

Ketika Ma'e sedang asyik menggoreng bawang di dapur, Putera Ma'e mendekati Ma'e dan menawarkan diri untuk membantu Ma'e.  "Ummi, ada yang bisa aku bantu?" Tanya Putera Ma'e

"Tolong wortelnya dipotong-potong miring-miring untuk capcay!" Pinta Ma'e.

"Baik, Ummi!" Sahutnya. Lalu ia  mengambil pisau di dapur  dan memotong-motong wortel di atas talenan di lantai ruang tengah.

Setelah selesai menggoreng bawang, Ma'e ke ruang tengah. Betapa Ma'e terkejut ketika Ma'e mendapati puteranya tidak memotong wortel miring sesuai harapannya. Meskipun demikian, Ma'e tetap memasak wortel itu. Ma'e mengolahnya menjadi sup yang berisi sayur wortel, sawi putih, kembang kol, dan bakso. Batal memasak cap cay karena wortel tak dipotong miring atau oval.

Beberapa menit kemudian, Ma'e menyiapkan makanan dan  minuman untuk buka. Ada nasi, sup dan jamur krispi sisa kemarin. Tidak ada makanan dan minuman yang manis-manis untuk membatalkan puasa saat adzan Maghrib nanti kecuali  beberapa butir kurma sisa kemarin  dan sebotol air naqi (rendaman kurma) yang Ma'e buat kemarin.

Menjelang Maghrib Putera Ma'e bersiap-siap pergi ke mushola. Biasanya ia menjadi imam salat.

Tak lama kemudian adzan Maghrib berkumandang. Ma'e pun segera berbuka. Karena, diriwayatkan oleh Sahal bin Sa'ad Ra. bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, "Orang-orang itu senantiasa dalam kebaikan selama mereka mempercepat buka puasanya." (HR. Turmudzi dan Ahmad)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun